BNPB Kerahkan Helikopter Water Bombing Padamkan Api TPA Sarimukti Bandung
TRANSINDONESIA.co | Helikopter tipe Super Puma milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dioperasikan melakukan water bombing _pemadaman kebakaran_ di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023).
Pengiriman helikopter ini menindaklanjuti permintaan Gubernur Jawa Barat kepada Kepala BNPB untuk mendukung percepatan pemadaman kebakaran di TPST Sarimukti.
Merujuk data Pusdalops BNPB hingga Jumat (25/8/2023) pukul 10.00 WIB. TPST Sarimukti dilaporkan terbakar sejak Sabtu (19/8/2023) pukul 20.00 WIB tersebut, hingga kini kebakaran masih terus terjadi dengan total lahan terbakar mencapai 80%. Asap dari kebakaran tersebut berimbas hingga permukiman warga, diperkirakan sekitar 3.000 KK terdampak peristiwa tersebut.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan saat meninjau operasi pemadaman mengatakan, Helikopter yang digunakan merupakan tipe Super Puma yang mampu membawa 4.000 liter atau setara 4 ton air dalam sekali penerbangan. Dalam satu jam, helikopter mampu melakukan _water bombing_ hingga 20 kali.
“Selama 2,5 jam dapat melepaskan 200.000 liter atau 200 ton air. Selanjutnya pemadaman dilakukan mulai pagi ini,” ujar Fajar, dalam keterangannya, Sabtu (26/8/2023) dinihari.
Operasi ini akan dilakukan selama tiga hari ke depan, hingga tidak ada lagi potensi api yang akan muncul kembali.
“Target 3 hari ke depan operasi ini selesai. Jika dalam tiga hari masih ada api, kami siap untuk melanjutkan operasi udara ini,” lanjutnya.
Operasi pemadaman kebakaran di TPA ini tidak jauh berbeda penanganan kebakaran hutan di lahan gambut.
“Api di permukaan terlihat padam, tapi di dalam terkadang masih terdapat api, sehingga satu titik bisa berulang-ulang _water bombing_,” tutup Fajar.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung Barat, Siti Anshoriah, menyampaikan tim darat hanya bisa mencapai areal tertentu, karena ketinggian sampah bervariasi dari 70 meter sampai 120 meter.
“Kita minta bantuan BNPB helikopter untuk yang di tengah karena kita hanya bisa di pinggir-pinggir, selang kita terbatas kalau pun mobil tangki tidak bisa naik ke atas tumpukan sampah, karena bisa amblas,” kata Siti. [arh]