Melonjak, Ribuan Penderita ISPA Akibat Polusi di Kota Tangerang
TRANSINDONESIA.co | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mencatat adanya lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Walau tidak signifikan namun penyebabnya adalah buruknya kualitas atau polusi udara.
“ISPA sendiri merupakan infeksi yang menyerang pada pernapasan baik atas maupun bawah. Umumnya, ISPA menyerang pada beberapa organ pernapasan, mulai dari faring, hidung, laring, dan sinus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraeni, Rabu (23/8/2023).
Kondisi ini, sambung Dini, disebabkan oleh terjadinya infeksi virus ataupun bakteri yang tersebar melalui cairan tubuh penderita ataupun udara kotor. Setiap orang gejala ISPA beragam tergantung penyebabnya.
Bagi orang-orang yang tinggal di Kota besar seperti halnya Jakarta atau Kota Tangerang, lanjutnya, sebaiknya waspadai gejala-gejala ISPA. Di antaranya, mengalami batuk, suhu tubuh meningkat, nyeri dibagian kepala, sulit bernapas karena hidung tersumbat.
“Tenggorokan terasa nyeri, terutama saat digunakan untuk menelan, munculnya gejala sinusitis. Seperti keluar ingus, demam dan wajah nyeri, kulit berubah kebiruan karena kekurangan oksigen,” kata dia.
Ia mengungkapkan dengan kondisi udara saat ini, dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan. Khususnya mereka yang berada di luar ruangan dalam jangka waktu lama.
“Tapi, bukan aktivitasnya yang dikurangi. Tetapi masyarakat harus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ucap dia.
Pasalnya, kasus ISPA tak semata-mata karena polusi udara, masalah ini juga akibat dari faktor polusi perokok aktif. Juga sistem kekebalan tubuh yang melemah, atau adanya indikasi permasalahan pada jantung dan paru-paru.
Warga Tangsel
Sebanyak 29 ribu lebih warga Tangerang Selatan terserang penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Hal ini disebabkan oleh polusi udara yang sedang berkembang saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Alin Hendralin Mahdaniar mengatakan, kasus ISPA di wilayahnya mencapai 29 ribu kasus. Umumnya didominasi balita dan anak-anak, mulai dari gangguan pernapasan ringan hingga sedang.
Alin pun mengimbau agar masyarakat melakukan hidup bersih seperti memakai masker di luar ruangan. Kemudian, tidak membakar sampah sembarangan.
“Kami mengimbau agar masyarakat melakukan hidup bersih dan tidak membakar sampah sembarangan. Jaga pola hidup sehat,” ucapnya, Rabu (23/8/2023).
Allin mengatakan, pihaknya membenarkan bila kasus ISPA di Tangerang Selatan meningkat dari Januari hingga Agustus 2023. “Akibat polusi udara kasus ISPA mengalami peningkatan,” katanya.[rri/put]