Personal Legend

TRANSINDONESIA.co | Para pemimpin dalam birokrasi yang rasional, hampir semua memiliki track record atas prestasi yang bisa dibanggakan dan bisa menjadi suatu personal legend. Pencapaian para pemimpin tadi menunjukan pembinaan sumber daya manusianya dikelola berbasis kompetensi.

Orientasinya pada orientasi kerja dan gaji. Sistem-sistem yang dilakukan terbuka, transparan, akuntabel yang mampu memberi harapan.
Pengembangan kariernya bukanlah pada pangkat dan jabatan semata, melainkan pada kompetensinya. Penjabaran kompetensi inti (core competition) pada setiap pekerjaan inilah yang nantinya yang dihitung sebagai point merit bagi penentuan indeks prestasinya.

Pada point-point tertentu akan berdampak pada incentive yang layak dibayarkan.
Penentuan core competition ini nantinya dikaitkan pada sistem-sistem pelayanan kepada publik baik yang bersifat langsung maupun tidak.

Dalam “Personal Legend” nyali sang pemimpin dalam mewujudkan mimpinya juga menjadi suatu catatan penting bahkan menjadi  suatu prestasi Dan Nyali Sang Pemimpin.  Mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan bukan hal mudah tantangan, hambatan hingga serangan akan bertubi tubi.

Pemimpin yang memiliki personal legend setidaknya dapat ditunjukan track recordnya sbb:

1. Pemimpin yang berani untuk  memperbaiki dan belajar dari kesalahan masa lalu,
2. Pemimpin yang siap di masa kini dan
3. Pemimpin yang mampu menyiapkan masa depan yang lebih baik.

Nyali dan keinginannya besar mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Proses perwujudan mimpi tersebut diimplementasikan melalui kepemimpinannya yang senantiasa berupaya menjadikan apa saja yang di bawah kepemimpinannya menjadi yang terbaik atau setidaknya mampu menunjukan karakter dan keutamaannya.

Pemimpin  yang tidak memiliki mimpi dan nyali mewujudkan nya, dia bukan pemimpin. Dia hanya orang suruhan saja yang diperintah untuk memimpin. Otak dan hatinya tidak untuk menjadikan terbaik apa yang dipimpinnya.

Mungkin semua yang dilakukan semu-semu saja atau hanya untuk menyenangkan ndoro-ndoronya semata. Perbaikan-perbaikannya tidak sesuai dengan apa yang menjadi keutamaannya. Tidak ada kebaruan dan pembaharuan.
Pikiran, perkataanya dan perbuatanya seringkali lebih tertuju pada berbagai kepentingan pribadi atau kelompoknya semata.

Personal legend  sang pemimpin setidaknya dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Mampu menyatukan atau menyamakan persepsi untuk maju atau membangun atau melakukan apa saja dan dipercaya penuh dari yang dipimpinnya
2. Mampu memberdayakan apa saja potensi-potensi yang ada untuk menjadi kemaslahatan hidup banyak orang
3. Mampu memprediksi (melihat sesuatu baik dari segi positif maupun negatifnya), mengantisipasi (mencegah) dan memberikan solusi atas konflik dan masalah-masalah yang terjadi.
4. Mampu memberikan motivasi, konsultasi bahkan tempat curhat bagi siapa saja.
5. Senantiasa menginspirasi (kreatif, inovatif) selalu ada hal-hal baru sebagai terobosan kreatif.
6. Mampu mentransformasi kompetensinya ke segala lini.
7. Integritasnya terbukti dan teruji saat menggunakan kewenangan dan kekuasaannya.
8. Karya-karyanya di bidang administrasi, operasional, fisik bangunan atau infrastruktur, sistem-sistem (soft ware dan hard ware), hukum dan peraturan-peraturan, dan sumber daya manusia yang berkarakter mampu menjadi unggulan dan layak dibanggakan.

Masih banyak lagi, namun setidaknya track record sosok sang pemimpin yang melegenda sebagai;

1. Pemimpin yang patut diagungkan
2. Patriot pejuang dan pahlawan bagi kusuma bangsa
3. Senopati ing ngalogo: pemimpin perang atas kebodohan, kemiskinan, KKN dsb
4. Sayidin panoto gomo : pemimpin yang secara  keagamaan dan spiritual mampu menjadi imam dan teladan
5. Khalifatulah, pemimpin yang merefleksikan utusan Tuhan

Pemimpin tanpa personal legend yang kuat mereka bukan siapa siapa dan memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin akan menjadi suatu kesia-siaan.**

Chrysnanda Dwilaksana
Lembah Someah 010623

Share