Malaysia Tahan Tongkang China karena Dicurigai Jarah Bangkai Kapal Perang Inggris
TRANSINDONESIA.co | Badan Maritim Malaysia, Senin (29/5), mengatakan pihaknya menemukan selongsong meriam yang diyakini berasal dari Perang Dunia II di kapal berbendera China dan sedang menyelidiki apakah kapal tongkang itu terlibat dalam penjarahan dua bangkai kapal perang Inggris di Laut China Selatan.
Media-media Malaysia melaporkan bahwa kapal-kapal pemburu harta karun ilegal diyakini telah menarget HMS Repulse dan HMS Prince of Wales, yang tenggelam pada tahun 1941 oleh torpedo Jepang, beberapa hari setelah serangan di Pearl Harbor.
Sebanyak 842 pelaut tewas, dan kedua bangkai kapal itu ditetapkan sebagai kuburan perang. Sejumlah nelayan dan penyelam memberi tahu pihak berwenang setelah melihat kapal asing di dekat daerah itu bulan lalu.
Badan tersebut mengatakan menahan kapal yang terdaftar di Fuzhou, China, tersebut pada Minggu karena berlabuh tanpa izin di negara bagian Johor, Malaysia. Badan itu mengatakan, ada 32 awak di kapal itu, termasuk 21 warga China, 10 warga Bangladesh dan seorang warga Malaysia.
Badan itu mengatakan pejabat dari Departemen Warisan Nasional dan lainnya akan bekerja sama untuk mengidentifikasi selongsong meriam itu.
Museum Nasional Angkatan Laut Kerajaan Inggris pada pekan lalu mengatakan “tertekan dan prihatin atas vandalisme yang dilakukan untuk keuntungan pribadi.”
Badan Maritim Malysia mengatakan mereka yakin selongsong meriam yang berkarat itu terkait dengan puluhan amunisi yang tidak meledak yang disita polisi di sebuah lokasi pembuangan sampah pribadi di Johor. Surat kabar The New Straits Times melaporkan bahwa amunisi-amunisi itu diyakini berasal dari kapal-kapal perang.
Gambar dan video yang dirilis oleh badan itu menunjukkan kapal tongkang dengan derek besar dan tumpukan logam berkarat di dalamnya. Dikenal sebagai baja sebelum perang, bahan dari kedua kapal perang tersebut sangat berharga dan dapat dilebur untuk digunakan dalam pembuatan beberapa peralatan ilmiah dan medis. [voa]