Usut Toilet Mewah Rp98 M di Bekasi, Penyelidikan KPK Hampir Rampung
TRANSINDONESIA.co | Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan penyelidikan kasus dugaan korupsi pembangunan toilet mewah di sejumlah institusi pendidikan di Kabupaten Bekasi sudah mendekati akhir. KPK memberi kode bakal meningkatkan status laporan ke tahap penyidikan untuk memproses hukum tersangka.
“Sedang kita kerjakan, ini sudah mau menuju final. Untuk calon tersangkanya tunggu saja, nanti kita umumkan,” ujar Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu di Kantornya, Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Penanganan kasus dugaan korupsi ini setidaknya telah berjalan lebih dari dua tahun. Asep mengatakan ada kendala terkait penanganan kasus tersebut termasuk perihal perhitungan potensi kerugian keuangan negara.
“Jadi, memang yang menjadi sedikit tantangan bagi kita adalah bagaimana menentukan dari 488 titik [toilet] ini tidak sedikit dan ini berada di satu Bekasi yang luas. Jadi, agak panjang karena penilaian objeknya 488 objek,” tutur Asep.
Asep menjelaskan sejauh ini pihaknya telah mengklarifikasi sejumlah pihak dalam proses penyelidikan. Ia tidak membeberkan identitas para pihak tersebut, tetapi memastikan KPK akan menuntaskan penanganan kasus.
“Di lidik [penyelidikan] sudah, kita sudah berada di tahap koordinasi dengan auditor untuk mencoba berapa [kerugian negaranya] atau apa yang kira-kira tidak sesuai,” terang dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bekasi menganggarkan dana sebesar Rp98 miliar untuk pembangunan 488 toilet di sejumlah institusi pendidikan.
Langkah itu dilakukan sebagai upaya mempertahankan predikat Kabupaten Sehat melalui program mewujudkan daerah yang bersih, aman, nyaman dan sehat menuju Indonesia Sehat. Terlebih di masa pandemi Covid-19 dan rencana pembukaan sekolah tatap muka di 2021.
Salah satu sekolah yang mendapat pekerjaan proyek tersebut adalah SDN 04 Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Anggaran pembangunan toilet mencapai Rp196.848.000 yang dikerjakan oleh CV Cikal Kelapa Mandiri.
Anggaran ratusan juta itu digunakan untuk pembangunan tiga unit toilet dengan luas bangunan 2,7 x 2,6 meter. Dua toilet dilengkapi dengan kloset jongkok dan satu keran air.
Sementara, satu lainnya hanya diperuntukkan sebagai urinoir atau ruangan khusus untuk buang air kecil (seni). Pintu toilet menggunakan bahan aluminium dengan lapisan kertas tebal mirip kayu atau high pressure laminate (HPL). Terdapat ventilasi di masing-masing toilet.
Di depan bangunan toilet tersedia dua unit wastafel atau sarana cuci tangan dan dua cermin, serta lima keran injak yang berada di sejumlah titik di selasar bangunan toilet. Keran injak sengaja dipilih untuk mencegah penularan Covid-19. [cnn]