DKP Sebut 16.317 Nelayan Kecil di Jateng Terdampak Cuaca

TRANSINDONESIA.co | Cuaca ekstrem yang terjadi sejak beberapa waktu lalu berdampak terhadap para nelayan. Ombak tinggi yang melanda pantai utara Jawa (Pantura) dan pantai selatan jawa (Pansela) menyebabkan para nelayan hanya bisa menunggu.

Dinas kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Tengah mencatat terdapat 16.317 nelayan kecil di sepanjang Pantura-Pansela terdampak ombak tinggi. Data ini diungkapkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng Fendiawan Tiskiantoro kepada RRI, Senin (16/1/2023).

Menurutnya, rata-rata yang terdampak adalah nelayan kecil yang menggunakan kapal di bawah lima gross tonnage (GT). “Kalau di nelayan kecil ada kurang lebih 16.317 nelayan di pantai selatan dan utara rata-rata ukuran kapalnya di bawah 5 gross tonnage,” katanya.

Guna membantu para nelayan kecil itu, pihaknya telah memberikan paket sembako dan perbantuan kepada nelayan terdampak. Ia mencontohkan seperti di Tambak Lorok Semarang, sebanyak 146 nelayan merasakan dampak paceklik saat ini.

Selain itu, saat ini pihaknya berkolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. Untuk mempersiapkan perbantuan beras.

“Betul sekali, kita dengan Dinas Ketahanan Pangan sudah berdiskusi. Terkait sentra-sentra nelayan yang akan kita bantu, ini masih kita data, untuk dapat kita respon dengan cepat,” ujarnya.

Kepala Bidang Sosial Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Semarang Mustakim menyebut hingga kini gelombang laut masih cukup tinggi. Hingga mencapai 4 meter di perbatasan laut dengan garis pemecah gelombang dan 2 meter di perbatasan bibir sungai dengan rumah warga.

Menurutnya, tingginya gelombang laut membuat para nelayan sudah dua pekan lebih tak bisa melaut. “Sudah ada mbak bantuan sembako dari Dinas Kelautan,” ucapnya.[rri/ant]

Share