18 Tewas, 15 Hilang Akibat Longsor di Bumi Perkemahan Malaysia
TRANSINDONESIA.co | Tanah longsor terjadi pada Jumat (16/12) pagi, di sebuah bumi perkemahan turis di Malaysia menyebabkan sedikitnya 16 orang tewas dan pihak berwenang mengatakan 17 lainnya dikhawatirkan terkubur.
Tanah longsor, Jumat pagi (16/12), di sebuah bumi perkemahan turis di Malaysia menyebabkan sedikitnya 18 orang tewas dan pihak berwenang mengatakan 15 lainnya dikhawatirkan terkubur.
Diperkirakan 94 warga Malaysia sedang tidur di perkemahan di Batang Kali di negara bagian Selangor, sekitar 50 kilometer dari utara Kuala Lumpur, ketika insiden itu terjadi, kata kepala polisi distrik Suffian Abdullah.
Ia mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 18, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun. Tujuh orang telah dlarikan ke rumah sakit karena cedera dan tim penyelamat sedang mencari sekitar 15 orang yang hilang, katanya. Ia menambahkan, 53 orang lainnya diselamatkan tanpa cedera.
Lebih dari 400 personel, termasuk anjing pelacak, terlibat dalam upaya pencarian dan penyelamatan.
Departemen pemadam kebakaran Selangor mengatakan petugas pemadam kebakaran mulai tiba di lokasi setengah jam setelah menerima panggilan darurat pada pukul 02:24. Longsor terjadi pada satu sisi jalan dari ketinggian sekitar 30 meter dan menutupi area seluas sekitar tiga hektare. Departemen pemadam kebakaran memposting foto-foto penyelamat dengan senter yang menggali tanah dan puing-puing pada dini hari.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim telah menyerukan pencarian menyeluruh dan segera mengunjungi lokasi tersebut.
Menteri Pembangunan Daerah Nga Kor Ming mengatakan kepada media setempat bahwa perkemahan tersebut telah beroperasi secara ilegal selama dua tahun terakhir. Operator memiliki persetujuan pemerintah untuk menjalankan pertanian organik tetapi tidak memiliki izin untuk kegiatan berkemah, katanya. Jika terbukti bersalah, Nga memperingatkan operator bumi perkemahan itu bisa menghadapi hukuman tiga tahun penjara dan denda.
Beberapa keluarga dengan anak-anak kecil yang berhasil diselamatkan berlindung di kantor polisi terdekat. Para penyintas dilaporkan mengatakan mereka mendengar suara gemuruh yang keras sebelum tanah runtuh.
Leong Jim Meng, 57, dikutip oleh harian berbahasa Inggris New Straits Times mengatakan dia dan keluarganya terbangun oleh dentuman keras dan merasakan bumi bergerak.
“Keluarga saya dan saya terjebak karena tanah menutupi tenda kami. Kami berhasil melarikan diri ke tempat parkir dan mendengar tanah longsor kedua terjadi,” katanya kepada surat kabar itu. Ia mengatakan hal itu mengejutkan karena beberapa hari ini tidak ada hujan lebat, hanya gerimis ringan. [voa]