Jerman Desak Dewan HAM PBB Angkat Suara Rakyat Iran

TRANSINDONESIA.co | Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mendesak Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk mengangkat suara rakyat Iran, dalam sidang khususnya, Kamis (24//11), yang menyorot tindakan keras yang mematikan terhadap aksi-aksi protes di negara itu.

“Para demonstran Iran tidak memiliki kursi di Dewan HAM di Jenewa, mereka tidak memiliki suara di PBB,” katanya menjelang pertemuan darurat tersebut.

Jadi Dewan HAM “dapat mengangkat suaranya untuk hak-hak rakyat Iran yang tak boleh terrenggut itu,” tambah Baerbock, yang akan menghadiri sidang tersebut.

Pertemuan hari Kamis (24/11), atas permintaan Jerman dan Islandia dengan dukungan lebih dari 50 negara, akan membahas apakah akan membuka penyelidikan internasional tingkat tinggi terhadap tindakan keras Iran.

Tindakan keras di Iran itu muncul menyusul demonstrasi berminggu-minggu di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun, setelah ia ditangkap karena dituduh melanggar aturan ketat berpakaian untuk perempuan yang didasarkan pada hukum Islam.

Protes itu telah menyebar ke berbagai pelosok negara itu, dan berkembang menjadi gerakan yang menantang teokrasi yang telah memerintah Iran sejak 1979.
Baerbock mengatakan bahwa “hari demi hari, kami harus menyaksikan bagaimana orang-orang Iran menjadi korban kekerasan brutal”.

Jerman mendukung mereka yang “menuntut hak mereka dengan berani dan bermartabat,” katanya. “Hanya karena membuat tuntutan ini, ratusan orang dibunuh, ribuan orang ditangkap, dan jutaan orang ditindas.”

Para diplomat di Dewan HAM pada Kamis (24/11) akan memperdebatkan seruan untuk penyelidikan internasional atas dugaan pelanggaran yang terkait dengan protes yang sedang berlangsung.

Baerbock meminta dewan untuk memberikan suara mendukung resolusi tersebut, dengan mengatakan: “Kami berutang kepada para korban.”
“Setiap suara berarti,” katanya.

“Pesan kami adalah: Kami tidak hanya melihat. Kami pergi ke mana kami dapat menggunakan suara kami untuk melakukan sesuatu bagi hak-hak rakyat Iran.”
Menurut Human Rights Iran, sebuah kelompok HAM yang berbasis di Norwegia, lebih dari 400 orang tewas di berbagai penjuru Iran selama penindasan protes dengan kekerasan itu. [voa]

Share