Gedung Bapelitbangda Balai Kota Bandung Terbakar

TRANSINDONESIA.co |Gedung Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda), kompleks Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, terbakar dilalap si jago merah, Senin 7 November 2022.

Peristiwa itu diduga akibat percikan api dari pengelasan. Dugaan tersebut disampaikan saksi, Pratama, staf Bapelitbangda Kota Bandung. “(api hampir menyentuh) atap sudah sejengkal. Saya teriak. Temen saya keluar semua. Kata satpam ada proyek pengelasan di atas. Selama kerja memang ada pengelasan di atas. Saya ga tau, tadi lagi ngetik,” kata Pratama kepada wartawan.

Sebelum kejadian, Pratama mendengar seperti ada suara orang menggeser barang. “Saya dengar suara seperti orang menggeser barang, kretek, kretek gitu. Saya ga tau itu apa. Liat ke atas sudah ada api,” ujar Pratama.

Pratama tidak tahu apa penyebab kebakaran itu. Namun, diduga dari pengelasan. “Saya gak tau apa (penyebab kebakaran). Tapi memang ada pengelasan di atas, perbaikan atap. Kebetulan di atas atap serabut jadi cepat (api cepat membesar),” tuturnya.

Sementara, bangunan yang dilalap si jago merah itu merupakan bangunan Heritage kelas A, salah satu aset bangunan bersejarah Kota Bandung.

Api diketahui muncul sekitar pukul 10.30 WIB dari gedung bersejarah itu membuat para ASN berhamburan keluar menyelamatkan diri.

Wali Kota Bandung Yana Mulyana turun langsung memantau proses pemadaman api yang menjilati seluruh ruangan gedung. Sedangkan petugas pemadam kebakaran (damkar) yang dikerahkan terdiri dari 16 armada berbagi tugas dari berbagai penjuru gedung akhirnya berhasil menjinakkan api.

Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Aswin Sipayung, yang turut memantau kebakaran tersebut menyatakan akan dilakukan pendalaman penyebab kebakaran yang terjadi.

“Akan ada pemeriksaan Laboratorium Forensik juga memeriksa beberapa orang yang merupakan bagian dari olah TKP.  Saat ini yang terpenting api sudah bisa dikendalikan dan sedang dalam tahap pendinginan untuk mencegah titik api kembali muncul,” kata Aswin Sipayung.[amh]

Share