Sedikitnya 31 Tewas Akibat Banjir, Tanah Longsor di Filipina Selatan
TRANSINDONESIA.co | Sedikitnya 31 orang tewas dan sembilan lainnya hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur sebuah provinsi di Filipina selatan Kamis malam, kata para pejabat Jumat (28/10).
Sebagian besar korban tersapu oleh air banjir yang mengamuk atau tanah longsor di tiga kota di provinsi Maguindanao yang terkena dampak parah, kata Naguib Sinarimbo, pejabat tertinggi urusan internal wilayah otonomi Muslim Mindanao yang mencakup provinsi itu.
“Jumlah air hujan yang turun semalam tidak seperti biasanya sangat banyak dan mengalir ke lereng-lereng gunung dan membuat sungai-sungai meluap,” kata Sinarimbo mengatakan kepada Associated Press melalui telepon.
“Saya berharap jumlah korban tidak akan bertambah lagi tetapi masih ada beberapa komunitas yang belum kami jangkau,” kata Sinarimbo, seraya menambahkan hujan telah mereda sejak Jumat pagi sehingga banjir mulai surut di beberapa kota.
Sinarimbo mengatakan berdasarkan laporan dari para walikota, gubernur dan pejabat tanggap bencana, 26 meninggal sebagian besar karena tenggelam di kota-kota pesisir — Datu Odin Sinsuat dan Datu Blah Sinsuat — dan lima lainnya meninggal di kota Upi, semuanya di Maguindanao.
Lima orang hilang di Datu Blah Sinsuat, menurut wali akota, Marshall Sinsuat, dan Sinarimbo mengatakan empat lainnya dilaporkan hilang di tempat lain.
Hujan lebat yang tidak biasa ini disebabkan oleh Badai Tropis Nalgae, yang diperkirakan akan bertiup ke pantai timur negara itu dari Samudra Pasifik pada Sabtu pagi, menurut prakiraan cuaca.
Bentangan lebar badai ke-16 yang melanda negara tersebut memungkinkannya menurunkan hujan di selatan negara itu meskipun badai bertiup lebih jauh ke utara, kata pakar cuaca Sam Duran.
Sekitar 5.000 orang telah dievakuasi dari jalur badai, yang diperkirakan tidak akan menguat saat mendekati daratan, kata pakar cuaca pemerintah dan pejabat lainnya.
Sekitar 20 topan dan badai melanda kepulauan Filipina setiap tahun. Karena terletak di Cincin Api Pasifik, wilayah tepi Samudra Pasifik di mana banyak letusan gunung berapi dan gempa bumi terjadi, Filipina menjadi salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia. [voa]