Pertama di Indonesia, Empat Sekolah Negeri Net Zero

TRANSINDONESIA.co |Untuk pertama kalinya di Indonesia dibangun Sekolah Negeri dg konsep Net Zero. Hari ini sejarah itu ditorehkan di Jakarta.

Jakarta meresmikan 4 sekolah negeri yg mengusung konsep green building & net zero emissions. Green Building Council of Indonesia menguji & memberikan sertifikat Greenship NZH.

4 Sekolah Net Zero yg menjadi pilot project; SDN Duren Sawit 14 (Jaktim), SDN Grogol Selatan 09, SDN Ragunan 08 Pagi (Jaksel) dan SMAN 96 (Jakbar).

Salah satu orang tua murid mengatakan, “biasanya sekolah gini cuma ada di swasta atau internasional, tp sekarang anak-anak kami punya sekolah yg bagus & gratis sekolahnya.”

Sekolah Net Zero ini dirancang oleh arsitek2 kenamaan; Andra Matin, D-Associates Architect, & Djuhara+ Djuhara. Desainnya amat menarik.

Konsep bangunannya hemat energi. Contohnya pakai pendingin ruangan & lampu hemat energi, bangunannya memperbanyak ventilasi agar sirkulasi udara lancar. Sebagian besar kebutuhan energinya dipasok dari sumber energi terbarukan. Emisi karbon yg dihasilkan sangat minim. Sampah dikelola agar dapat menghasilkan energi kembali.

Jakarta berkomitmen menurunkan 30% green house gas emission di th 2030, sekarang alhamdulillah sdh 26%. Selain kendaraan bermotor, bangunan menyumbang 39% emisi karbon global dan mengkonsumsi 36% total energi global.

Bila kita tidak mulai mengoreksi bangunan, terutama di perkotaan, maka kualitas udara di tempat ini akan sll bermasalah. Karena itu, kita harus menuju pembangunan green building dan kita mulai dari sekolah-sekolah kita.

Pemprov DKI Jakarta terus merehabilitasi sekolah negeri lainnya jadi gedung rendah emisi. Hari ini tuntas empat, lalu target 20 sekolah negeri berkonsep gedung rendah emisi pada 2023.

Kita ingin gedung-gedung sekolah menjadi inspirasi, merangsang siswa berpikir & berimajinasi. Anak-anak bisa belajar dari bangunan ini. Seperti hemat energi, lalu solar panel, di situ ada fisika murni, ada fisika terapan. Setiap sudut yg ada di bangunan ini mendadak jadi alat ajar para guru.

Jakarta  harus setara dengan kota global di dunia dan itu artinya sekolah-sekolah kita harus bisa mendidik anak-anak untuk bisa berkompetisi dengan hasil pendidikan sekolah kota global lain.

Dahulu kami sering mengatakan fenomena di pendidikan adalah siswanya abad 21, gurunya abad 20 dan gedung sekolahnya abad 19. Kini gedung sekolahnya telah jadi abad 21! Anies Baswedan

Share
Leave a comment