Lebih Banyak Orang Ditangkap Terkait Skandal Sponsor Olimpiade Tokyo

Tiga pejabat Aoki juga didakwa membayar suap.

TRANSINDONESIA.co | Tuduhan suap terhadap seorang mantan anggota panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo melebar Selasa (6/9) setelah kantor kejaksaan Jepang “menangkap kembali” Haruyuki Takahashi dalam kasus yang melibatkan dugaan pembayaran suap perusahaan penerbit yang menjadi sponsor Olimpiade.

Tuduhan terbaru ini berpusat pada dana 76 juta yen ($540.000) yang diterima Takahashi dari perusahaan penerbitan yang berbasis di Tokyo, Kadokawa. Sponsorship itu memungkinkan Kadokawa, yang juga memproduksi film dan game, untuk menerbitkan program-program dan buku-buku lain yang berhubungan dengan Olimpiade Tokyo.

Yang juga ditangkap Selasa adalah dua pejabat Kadokawa, Toshiyuki Yoshihara dan Kyoji Maniwa, yang diduga menyerahkan uang suap itu.

Takahashi telah ditahan sejak ditangkap bulan lalu karena dicurigai menerima suap dari produsen pakaian Aoki Holdings. Ia secara resmi didakwa pada hari Selasa telah menerima suap 51 juta yen ($ 360.000) dari Aoki.

Tiga pejabat Aoki juga didakwa membayar suap. Uang itu disetorkan ke rekening bank perusahaan Takahashi dari Oktober 2017 hingga Maret tahun ini, dalam upaya Aoki menjadi sponsor Olimpiade dan membuat produk berlisensi pesta olahraga akbar itu, kata jaksa.

Aoki, yang biasanya memproduksi “setelan jas untuk wawancara kerja” lulusan SMA, adalah pilihan yang mengejutkan untuk mendandani tim Olimpiade Jepang ketika negara-negara lain memilih merek-merek fesyen papan atas yang merancang pakaian seragam mereka.

Kazumasa Fukami, direktur sebuah perusahaan konsultan, ditangkap karena dicurigai membantu Takahashi menerima suap.

Takahashi, mantan eksekutif di perusahaan periklanan Dentsu, memiliki pengaruh besar dalam manajemen sponsor Olimpiade.

Takahashi meninggalkan Dentsu pada tahun 2009, tetapi terus memiliki pengaruh yang cukup besar di sektor periklanan dan pengorganisasian acara di Jepang dan memiliki perusahaan sendiri.

Ia belum dapat dimintai komentar, tetapi beberapa laporan media Jepang mengutip Takahashi yang menyatakan dirinya tidak bersalah dan mengatakan pembayaran itu untuk layanan konsultasi

Tsuguhiko Kadokawa, CEO Kadokawa, yang tidak secara langsung terlibat dalam tuduhan tersebut, membantah perusahaannya memberikan suap, kata media-media Jepang. [voa]

Share