Nggege Mongso

TRANSINDONESIA.co | Memahami makna “nggege mongso” dalam bahasa Indonesia memang tidak mudah. Namun setidaknya memenuhi unsur: 1. Memaksakan kehendak, 2. Ada kelicikan dalam kesempitan dijadikan kesempatan, 3. Menghalkan segala cara, 4. Tidak bercermin diri dan peduli orang lain susah karenanya, 5. Orientasinya melenceng dari keutamaan, 6. Ada sifat jumawa, 7. Hasrat yang cenderung serakah, 8. Pendekatan uang, kekuasaan, dan pendominasian pengeksploitasian sumberdaya, 9. Moralitasnya rendah 10. Lupa bahkan mengabaikan penghormatan akan nilai nilai yang diyakini dan berlaku umum serta tidak ada tata krama.

Orang yang nggege mongso akan memanfaatkan kesempitan dalam kesempatan mendominasi semua lini sumberdaya. Akan membangun klik dengan pendekatan personal sebagai kroninya.

Kekuasaan dan kewenangan dijadikan alat memaksakan, mengancam, membungkam bahkan mematikan hidup dan kehidupan. Kepura puraan, menjilat dan kompetensi bawah ketiak mengandalkan kedekatan dengan prewangan. Kebanggaannya semu semua demi membalas budi karena hutang budi.

Kaum nggege mongso biasanya lali. Lali itu lupa atau bisa dimaknai lebih luas gila. Gila harta  gila tahta bahkan gila wanita. Hidupnya nampak penuh kegelisahan, kelawatiran bahkan ketakutan. Dari takut disingkirkan, ditinggalkan sampai dimatikan.

Untuk menutupi kesemuanya itu sikap jumawa dan jaga image dilakukan. Topeng topeng pikiran perkataan dan perbuatan manis sebagai lip service tiada ketulusan. Kaum nggege mongso membangun pengeksploitasian sumber daya dengan model pasar. Wani piro oleh piro. Kaum ini akan dianggap dewa karena bagi sana bagi sini untuk mendapatkan legitimasi dan solidaritas. Yang semuanya semu, floating mass, tidak mempunyai akar rumput.

Kaum nggege mongso ini sejatinya sarat supata. Lupa akan sumpah dan janjinya menjadikan karma tiba. Chrysnanda Dwilaksana

Menjelang senja km 332
140822

Share