Warga Hungaria Demo Menentang Reformasi Orban
TRANSINDONESIA.co | Sekitar 1.000 warga Hungaria berunjuk rasa menentang pemerintahan Perdana Menteri Viktor Orban pada Sabtu (16/7). Itu merupakan demo terbaru dari serangkaian aksi unjuk rasa kecil pekan ini, sejak partainya yang berhaluan kanan, Fidesz, mengesahkan legislasi yang menaikkan pajak bagi perusahaan-perusahaan kecil.
Orban, seorang nasionalis, menghadapi tantangan terberatnya sejak menang telak dalam pemilu pada 2010. Inflasi berada di titik tertinggi dalam dua dasawarsa, nilai mata uang forint merosot ke rekor terendah dan dana talangan Uni Eropa terancam berkurang di tengah sengketa soal standar demokratik.
Blokade di sebuah jembatan di Budapest pada Selasa (12/7) tidak berhasil menggagalkan persetujuan terhadap mosi pemerintah untuk menaikkan pajak bagi ratusan ribu perusahaan kecil, mengabaikan kritikan dari beberapa kelompok bisnis dan pihak-pihak yang beroposisi.
Pada Rabu (13/7), pemerintah Orban juga membatasi harga listrik bagi rumah tangga yang menggunakan energi besar, membatalkan salah satu kebijakan perdana menteri itu dalam beberapa tahun belakangan karena lonjakan harga listrik dan BBM di tengah perang Ukraina.
“Saya punya kenalan yang mengandalkan listrik untuk memanaskan ruangan. Biaya listrik bulanannya sejauh 30.000 forints (setara lebih dari Rp 1 juta), memang tidak banyak, tapi mulai sekarang ia hanya akan membayar maksimal 153.000 (sekitar RP 5,7 juta),” kata Miklos Nyiri, seorang pensiunan berusia 70 tahun yang ikut dalam demonstrasi itu.
Aksi pada Sabtu (16/7) itu diserukan oleh Wali Kota Peter Marki-Zay, penantang Orban dari jalur independen. Aliansi Marki-Zay mengalami kekalahan besar dalam pemilihan parlemen pada April. [voa]