Waduk Wotan Gresik Jebol, Lima Desa Terendam Banjir
TRANSINDONESIA.co | Sebanyak lima desa di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terendam banjir akibat tanggul Waduk Wotan jebol, Rabu (6/7/2022) pukul 04.30 WIB. Berdasarkan data yang dihimpun Pusdalops BNPB, lima desa yang terdampak antara lain Desa Sukorejo dan Gedangan di Kecamatan Sidayu, kemudian Desa Petung, Wotan dan Dalegan di Kecamatan Panceng dengan total sebanyak 447 Kepala Keluarga (KK) terdampak.
“Tim Kaji Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik mencatat 447 unit rumah, 4 unit fasilitas umum, 116 hektar sawah dan 6,2 hektar tambak terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) bervariasi mulai 10 hingga 70 sentimeter,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Jumat (8/7/2022).
Menurutnya, banjir dipicu hujan dengan intensitas curah hujan tinggi di wilayah Kecamatan Sidayu dan Panceng yang menyebabkan debit air Waduk Wotan mengalami peningkatan dan jebol hingga air menggenangi jalan desa serta pemukiman warga di sekitar lokasi waduk.
Merespon kejadian ini, tim BPBD Kabupaten Gresik dan Provinsi Jawa Timur melakukan assesment di lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat. Petugas BPBD dibantu TNI, POLRI, perangkat kecamatan, perangkat desa, Tagana, PMI, LPBI, dan masyarakat setempat bergotong royong membuat tanggul mandiri serta mendirikan tenda dapur umum di Balai Desa Petung. Petugas juga membantu untuk menyelamatkan dan evakuasi hewan ternak warga.
“Kondisi terkini di lokasi banjir, genangan air berangsur surut namun petugas masih terus melakukan pemantauan ketinggian debit air di beberapa titik,” ujar Muhari.
Melalui kajian inaRISK menunjukkan Kabupaten Gresik termasuk dalam kajian bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi dengan luas bahaya seluas 65.256 hektar. “Kajian ini menyebutkan sebanyak 18 kecamatan berada pada kategori tersebut, termasuk Kecamatan Sidayu dan Panceng termasuk kelas bahaya tinggi,” tambah Muhari.
BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, khususnya bagi wilayah yang memiliki risiko tinggi terpapar banjir. Masyarakat agar dapat menjaga sungai atau saluran air lainnya tetap bersih dan tidak tersumbat dan mengetahui langkah evakuasi jika terjadi banjir. Selain itu, warga disekitar daerah aliran sungai atau tanggul agar senantiasa mengecek kondisi debit air saat hujan, khususnya saat hujan dengan intesitas tinggi dan berlangsung dengan durasi lebih dari 1 jam. Sementara itu pemerintah daerah diharapkan melakukan langkah-langkah strategis guna mengurangi risiko dampak banjir.[nag]