Digitalisasi UMKM untuk Mengupgrade Sokoguru Ekonomi Nasional

TRANSINDONESIA.co | Indonesia negeri yang kaya sumberdaya alam menjadi primadona semua bangsa-bangsa, hal ini terbukti dengan ratusan tahun yang lalu bangsa Eropa dan Japan melakukan kolonialisasi karena adanya kekayaan alam yang luar biasa. Kebesaran Indonesia ini saat ini tinggal cerita karena fakta yang ada hari ini Negara ini saat ini menjadi negri yang lebih banyak mengimport barang termasuk barang kebutuhan pokok. Bahkan jumlah penduduk yang menduduki posisi ke-4 terbesar di dunia Indonesia menjadi target pemasaran produk-produk Negara lain.

Contohnya, mobil dari produk Japan padahal di Japan sana penduduknya lebih banyak menaiki kereta listrik untuk bepergian dalam menjalankan aktivitas kehidupanya.

Kemajuan Indonesia sangat tergantung pada peran UMKM yang sangat strategis terhadap pertahanan ekonomi nasional dan saat ini terancam dengan adanya pandemic Covid-19, karena itu mesti dilakukan terobosan agar UMKM tidak hanya bisa survive namun bahkan diharapkan bisa tumbuh positif.

Dengan adanya perkembangan teknologi digital Hal ini sangat memungkinkan. Era digital menghadirkan kemudahan dan daya jangkau yang sangat luas menjadi potensi penting bagi tumbuhnya bisnis digital.

Banyaknya pelaku UMKM sebagai pilar sokoguru ekonomi nasional dapat didongkrak dengan platform layanan digital. Namun perlu disadari bisnis digital memiliki karakter the winner takes all menjadi bagian krusial dalam mengembangkan UMKM berbasis digital. Layanan digital juga menghadirkan persaingan ekonomi global dan pemain asing lebih gampang masuk ke Indonesia.

Layanan digital memiliki kerentanan terkait isu negative yang cepat viral, sehingga pengembangan layanan digital untuk bisnis harus benar-benar didesign dengan cermat dan tepat (Daduk, et, al., 2019). Belum lagi aspek kapabilitas dan perilaku dari para pelaku UMKM yang masih memeiliki GAP dalam pemanfaatan teknologi digital.

Kemampuan UMKM mengintegrasikan aplikasi digital dalam bisnis dan layananya akan memberikan pengaruh kuat dalam keberlangsungan dan pertumbuhannya. Serbuan produk asing menjadi pemicu kuat untuk segera secara masiv mendigitalisasi UMKM dengan keunggulan produk yang memiliki keunikan.

Selain itu jika digitalisasi ini sukses dijalankan maka produk lokal bisa go international merambah pasar di luar negri.

Globalisasi ekonomi terus merambah kepada semua sendi kehidupan, tak terkecuali sektor usaha kecil dan menengah.

Jenuhnya pasar di negara maju mengakibatkan Indonesia menjadi sasaran strategis pasar internasional karena jumlah penduduknya ke-4 terbesar di dunia. Sebuah Negara akan mengalami kemajuan jika prosentase pengusaha dan pebisnisnya banyak.

Jika jumlah pengusahanya terus meningkat maka fundamental ekonominya akan semakin kuat dan selain itu penciptaan lapangan kerja juga akan semakin tinggi. Prosentase pengusaha di Indonesia baru 3,4% dari total penduduk dan masih jauh untuk menuju 14% agar menjadi Negara yang maju dan kuat secara ekonomi (HIPMI, 2022).

Setiap Negara sangat berkepentingan untuk meningkatkan jumlah pebisnis baik sekala besar, sedang maupun sekala mikro. Pada tahun 2020 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai soko guru ekonomi nasional, mengalami tekanan yang keras akibat pandemi COVID-19. Saat ini sedang dalam kondisi yang berat dan strategi pemerintah melalui 3 (tiga) objektif UMKM yaitu

Bertahan (tetap berdiri di tengah krisis), Berkelanjutan (beradaptasi dengan lingkungan pasca-pandemi), dan Bermasa Depan (memiliki perlindungan atas potensi krisis di masa depan) (OJK-BJG Joint Research, 2020).

Merujuk kepada pemahaman komprehensif atas situasi terkini, kiranya perlu dirumuskan berbagai inisiatif yang dapat ditempuh untuk membantu UMKM agar dapat melalui krisis dengan respon terbaiknya pada masing-masing kategori UMKM, sehingga diharapkan UMKM berpotensi bertahan dan berkembang bahkan dapat berlanjut pasca-pandemi dan lebih jauh siap dalam menghadapi persaingan di masa depan.

Era globalisasi ekonomi ini memaksa setiap Negara untuk mampu meningkatkan ketahanan ekonominya. Ketahanan sebuah Negara sangat ditentukan pula oleh ketahan ekonomi.

Pertahanan Ekonomi dalam menghadapi serangan dari Negara lain merupakan bagian system Keamanan Nasional. Keamanan nasional bergantung kepada tiga hal yaitu: (1) Jumlah sumber daya nasional yang tersedia saat ini dan dimasa depan; (2) proporsi sumber daya yang dialokasikan utnuk tujuan keamanan nasional; dan (3) efisiensi penggunaan sumber daya yang dialokasikan. (Agus Setiaji, 2020).

Pertahanan ekonomi berkaitan dengan pertahanan, perencanaan pembangunan kekuatan Negara yang sudah barang tentu sangat bergantung kepada kekuatan ekonominya.

Menkop UMKM (2022) memperingatkan adanya kemungkinan e-commerce cross border sehingga perlu mewaspadai oknum-oknum yang menjual produk impor, namun mengatasnamakan UMKM lokal. Hal ini mengindikasikan bahwa jebolnya ketahanan ekonomi nasional udah menjadi perhatian utama Negara Indonesia.

Pesatnya perkembangan internet dengan sendirinya memacu pertumbuhan e-commerce yang bisa menjangkau semua Negara akan menjadi ancaman secara serius bagi masuknya produk asing yang secara masiv akan mematikan produk dalam negri (Daduk,2019).

Masivnya e-commerce menyerbu Indonesia tentunya memiliki tingkat penerimaan yang cukup tinggi dikalanganb masyarakat. Operator asing ini sudah mempelajari betul perilaku dna karakter market Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan e-commerce oleh masyarakat dipelajari dan didalami  secara serius. Sehingga fakta dilapangan menunjukan tingkat penerimaan yang sangat bagus terhadap penggunaan e-commerce menjadi alat berbelanja secara online.

UMKM sebagai penyedia lapangan kerja terbesar memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan Negara. Banyak sector yang terpengaruh dan mendapatkan benefit dari perputaran bisnis yang dijalankan oleh UMKM.

Tenaga kerja yang terserap sebesar 116.978.631 orang atau sebesar 97% dari total tenaga kerja di Indonesia. Sementara berdasarkan kontribusinya terhadap perekonomian (PDB atas dasar harga konstan), UMKM di Indonesia menyumbang sebesar 57,24% total PDB di Indonesia (Kemenkop, 2018). Data ini menunjukan bahwa ketahanan ekonomi nasional dan kestabilan Negara Indonesia sangat di tentukan oleh sehat tidaknya UMKM.

Disisi lain dengan tingginya pengguna internet yang berpengaruh kepada perilaku berbelanja masyarakat tentu akan berpengaruh kepada daya tahan UMKM. Terlebih lagi setelah Pandemic Covid-19 yang secara radikal masyarakat di dorong untuk berprilaku secara online berdampak pada perlunya digitalisasi UMKM untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku masyarakat. Selain kemudahan yang akan didapatkan aspek luasnya daya jangkau jaringan internet menjadi potensi penting bagi digitalisasi UMKM. (Dr. Daduk Merdika Mansur)

Share