Uni Eropa Sepakat Larang Mayoritas Impor Minyak Rusia
TRANSINDONESIA.co | Para pemimpin Uni Eropa pada Senin (30/5) larut malam sepakat untuk melarang dua per tiga impor minyak Rusia sebagai bagian dari kesepakatan kompromi untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia, sambil memperhitungkan dampak ekonominya terhadap beberapa negara Uni Eropa yang lebih banyak bergantung pada pasokan minyak Rusia.
Embargo itu menghentikan pengiriman minyak Rusia melalui laut sambil mengecualikan impor minyak melalui jaringan pipa.
Hungaria yang terkurung daratan telah mengancam akan menentang larangan impor minyak, suatu langkah yang akan menggagalkan upaya yang memerlukan konsensus dari semua anggota Uni Eropa. Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan ia berharap para utusan Uni Eropa akan resmi mengesahkan embargo itu, yang merupakan bagian dari paket sanksi yang lebih besar, pada hari Rabu.
Para pemimpin Ukraina telah lama menyerukan larangan terhadap impor minyak Rusia guna menghalangi pendapatan Rusia yang dapat digunakan untuk mendanai upaya perangnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengulangi seruannya sewaktu ia berbicara kepada para pemimpin Uni Eropa Senin pagi.
Digabungkan dengan janji dari negara-negara seperti Jerman untuk secara bertahap menghentikan impor minyak Rusia, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan kesepakatan itu “efektif akan memangkas sekitar 90% impor minyak dari Rusia ke Uni Eropa pada akhir tahun.”
Bagian lain dari paket sanksi Eropa mencakup pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap individu-individu, dan mengeluarkan bank terbesar Rusia, Sberbank, dari sistem transfer finansial global SWIFT. Uni Eropa juga melarang tiga badan penyiaran pemerintah Rusia mendistribusikan konten di negara-negara Uni Eropa.
Para pemimpin Uni Eropa juga sepakat untuk memberi Ukraina bantuan $9,7 miliar bagi upaya rekonstruksi dan ekonomi negara itu.[voa]