Perang Rusia di Ukraina Perparah Krisis Kemanusiaan di Suriah

TRANSINDONESIA.co | Dampak perang Rusia di Ukraina yang memasuki bulan ketiga semakin memperburuk krisis kemanusiaan jangka panjang di wilayah lain, termasuk di Suriah.

Kenaikan harga pangan global telah sangat memukul warga Suriah di daerah-daerah kantong terakhir yang dikuasai kelompok pemberontak. Wilayah itu dihuni oleh sedikitnya empat juta orang yang melarikan diri dari rumah mereka karena serangan pasukan pro-pemerintah, dan banyak yang bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup.

Badan Urusan Pangan PBB FAO dan kelompok-kelompok bantuan lain mengatakan mereka harus mengurangi distribusi bantuan mulai bulan ini untuk mengatasi lonjakan harga. FAO akan memangkas ukuran jatah bulanan yang dibagikan pada 1,35 juta orang di Suriah.

Krisis di Ukraina juga menciptakan kelompok pengungsi baru. Negara-negara Eropa dan Amerika telah bergegas membantu lebih dari 5,5 juta warga Ukraina yang melarikan diri ke negara-negara tetangga, serta lebih dari 7 juta orang yang mengungsi di daerah-daerah di perbatasan Ukraina.

Badan-badan bantuan berharap dapat kembali menarik perhatian dunia pada Suriah dalam konferensi donor bagi bantuan kemanusiaan Suriah yang akan berlangsung mulai hari Senin (9/5) selama dua hari di Brussel. Konferensi ini diselenggarakan oleh PBB dan Uni Eropa. Pendanaan yang diperoleh dari konferensi ini akan disalurkan pada 5,7 juta pengungsi Suriah yang berada di negara-negara tetangga, terutama di Turki, Lebanon dan Yordania.

Bantuan Tak Cukup, Warga Suriah Terpaksa Makan Lebih Sedikit

Uni Eropa, Amerika dan sejumlah negara tahun lalu berkomitmen memberikan 6,4 miliar dolar untuk membantu warga Suriah dan negara-negara tetangga yang menampung pengungsi. Meskipun demikian komitmen ini lebih sedikit dibanding jumlah yang diharapkan PBB yaitu 10 miliar dolar, dan dampak kekurangan itu sangat terasa di lapangan. Dalam laporan yang dirilis Kamis lalu (5/5), Amnesty International melaporkan 10 dari 50 pusat medis di Idlib tidak lagi dapat didanai pada tahun 2022 ini sehingga secara dramatis memaksa mereka untuk memangkas layanan yang diberikan.

Dewan Pengungsi Norwegia NRC mengatakan di seluruh Suriah, orang-orang kini terpaksa makan lebih sedikit. Kelompok itu mensurvei ratusan keluarga di seluruh Suriah dan mendapati bahwa 87% keluarga tidak makan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.[voa]

Share