Serangan Bom di Masjid Kabul, Afghanistan, Puluhan Tewas dan Luka-Luka

TRANSINDONESIA.co | Puluhan orang tewas dan luka-luka setelah sebuah bom meluluhlantakkan sebuah masjid di ibu kota Afghanistan, Kabul, yang sedang dipadati jemaah yang melakukan salat Jumat terakhir di bulan Ramadan.

Para pejabat mengatakan pemerintah berkuasa Taliban mengukuhkan sedikitnya 10 orang tewas. Tetapi imam sholat di Masjid Khalifa Sahib, Sayed Fazil Agha, mengatkaan lebih dari 50 orang tewas.

Ledakan itu dilaporkan telah menghancurkan bagian atap masjid.

Afgha mengatakan seseorang yang diyakini sebagai pembom bunuh diri ikut berkumpul bersama jemaah lain dan kemudian meledakkan bom.

“Asap hitam membubung ke mana-mana. Mayat di mana-mana,” ujarnya, seraya menambahkan keponakan laki-lakinya termasuk diantara mereka yang tewas.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengutuk serangan itu. “Dengan izin Allah SWT pelaku kejahatan semacam ini akan segera ditemukan dan dihukum,” cuitnya.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Sebuah organisasi derma Italia “Emergency” mengatakan rumah sakit di Kabul telah menerima 21 korban luka-luka dan dua mayat. Puluhan korban lainnya dilarikan ke berbagai fasilitas medis lain di Kabul.

Seorang petugas medis mengatakan sejauh ini beberapa rumah sakit telah menerima 66 mayat dan 78 korban luka-luka.

Ledakan itu menyusul serangkaian pemboman masjid dan sekolah di Afghanistan selama bulan suci Ramadan, di mana sejumlah warga sipil tewas atau luka-luka. Sebagian besar korban adalah minoritas Muslim-Syiah, termasuk mereka yang berasal dari kelompok etnis pribumi, Hazara.

Sebagian pemboman itu diklaim oleh ISIS Propinsi Khorasan, afiliasi ISIS di kawasan itu.

Pemboman masjid pada hari Jumat ini memicu kemarahan internasional dan seruan untuk menghukum mereka yang berada di balik pemboman itu.

Utusan Khusus Amerika Untuk Afghanistan Thomas West mengatakan “mengutuk keras serangan tidak masuk akal dan mengerikan terhadap warga Afghanistan yang tidak bersalah minggu lalu, termasuk di Masjid Khalifa Sahib (hari ini). Serangan ini harus diakhiri. Pelaku harus dibawa ke muka hukum,” cuit West.

PBB kembali menegaskan bahwa berdasarkan aturan hukum kemanusiaan internasional, serangan langsung terhadap warga dan infrastruktur sipil – termasuk masjid – dilarang. “Ledakan hari ini… merupakan pukulan menyakitkan lainnya terhadap rakyat Afghanistan, yang terus menghadapi ketidakamanan dan kekerasan yang tidak henti-hentinya,” ujar Koordinator Kemanusiaan PBB Untuk Afghanistan Ramiz Alakbarov.

“Merupakan hal yang tidak masuk akal bagi warga sipil untuk menjadi sasaran tanpa pandang bulu ketika mereka melakukan pertemuan sehari-hari untuk berdoa, pergi ke sekolah atau pasar, atau dalam perjalanan untuk bekerja,” ujar Alakbarov.

Sehari sebelumnya ledakan menghantam dua kendaraan penumpang di kota Mazar-e-Sharif, di utara Afghanistan, menewaskan sedikitnya sembilan orang. ISIS-Khorasan mengklaim tanggungjawab sebagai pihak yang merencanakan bom yang membunuh warga Hazara-Afghanistan itu.

Pekan lalu sebuah bom meledak di saat salat Jumat di masjid kota Kunduz, menewaskan sedikitnya 33 jemaah.

Taliban mengatakan telah menciptakan keamanan ke negara yang dilanda perang itu sejak mengambil alih kekuasaan pertengahan Agustus lalu, dan telah menyudahi sebagian ancaman yang ditimbukan ISIS-Khorasan. Namun terus terjadinya serangkaian serangan teroris berdarah oleh ISIS dan kelompok-kelompok lain beberapa pekan terakhir ini menimbulkan pertanyaan tentang klaim Taliban dan kekuatan mereka memimpin Afghanistan.[voa]

Share