Kejar Bonus Demorafi, Kemenkes – IsDB Kerjasama Kesehatan Ibu dan Anak

TRANSINDONESIA.co | Kementerian Kesehatan RI jalin kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah Indonesia mengejar bonus demografi tahun 2030.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan ibu dan anak menjadi prioritas karena di tahun 2030 akan mencapai puncaknya bonus demografi.

“Jadi anak-anak muda kita pada tahun 2030 akan mencapai puncak produktivitas yang bisa meningkatkan ekonomi dan GDP (Gross Domestic Product) Indonesia,” katanya di RS Dharmais, Jakarta, Sabtu (26/3/2022).

Tetapi, lanjutnya, terdapat ancaman pada bonus demografi, yakni tingginya kematian ibu dan anak, kanker, karena penyakit turunan lainnya, penyakit bawaan, dan penyakit jantung pada anak. Oleh karena itu, diperlukan kualitas kesehatan yang baik pada ibu dan anak.

“Itu yang sedang kita bangun infrastrukturnya, bangun juga SDM nya. Kita siapkan alat-alatnya agar nanti kita bisa lebih memastikan semua anak dan ibu dirawat dengan baik, bisa sembuh dan bisa men-support ekonomi kita di masa depan,” ucap Menkes Budi.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya bekerja sama dengan IsDB. Kesehatan ibu dan anak perlu dilakukan karena saat ini angka kematian ibu di angka 305/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi Indonesia di angka 25/1000 kelahiran hidup, termasuk yang tertinggi di tingkat ASEAN.

Untuk penyakit kanker, Kemenkes memberikan perhatian khusus terutama untuk kanker serviks, kanker payudara, dan kanker anak yang angka kasusnya cukup tinggi di kalangan perempuan. Oleh sebab itu, Kemenkes berusaha untuk menurunkan permasalahan tersebut, salah satunya melalui pembangunan sarana dan prasarana serta SDM kesehatan.

IsDB Group sebagai salah satu mitra strategis di bidang Investasi kesehatan telah bekerja sama dan memberikan bantuan pendanaan di Indonesia. Proyek penguatan RS rujukan nasional dan unit teknis vertical merupakan kerja sama pertama yang dilakukan dengan rencana pembangunan sarana dan prasarana di 6 rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan di 5 provinsi.

6 rumah sakit vertikal tersebut antara lain RS Kanker Dharmais dan RSUP Persahabatan Provinsi DKI Jakarta, RSUP dr. Hasan Sadikin Provinsi Jawa Barat, RSUP dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, RSUP Sanglah Provinsi Bali, dan RSUP dr. Wahidin Soedirohusodo Provinsi Sulawesi Selatan.

Rencana implementasi proyek, terdiri dari :
• RS Kanker Dharmais, Tower C “Woman and Child Cancer Center” terdiri dari 18 lantai dengan tiga basement.
• RS Persahabatan, Gedung Respirasi ibu dan anak terdiri dari 8 dan 6 lantai.
• RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Gedung Mother and Child Healthcare Centre (MCHC) terdiri dari dari 8 lantai plus 1 basement.
• RS dr Sardjito, Maternal and Pediatric Tower terdiri dari 8 lantai
• RSUP Sanglah Denpasar, gedung ibu dan anak 4 lantai dan 1 basement .
• RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Pusat Layanan Ibu dan Anak terdiri dari 8 lantai dengan 1 unit perparkiran 5 lantai dan 1 basement.

“6 wilayah ini dipilih karena paling banyak populasi penderita penyakit ibu dan anaknya. Jadi dibangunnya di sini rencananya dimulai tahun ini, ada yang Juni ada yang Juli, ground-breaking nya dimulai dan diharapkan selesai semuanya paling lambat tahun 2024,” kata Menkes Budi.

Komponen proyek kerja sama ini terdiri dari infrastruktur, alat kesehatan, penguatan manajemen proyek, penguatan sumber daya manusia RS, penguatan institusi rumah sakit, dan kesiapsiagaan emergensi.

Anggaran proyek ini terdiri dari IsDB Loan sebesar 261.718.000 USD dan Government of Indonesia (GoI) yang dipenuhi dari anggaran BLU RS Vertikal sebesar 31.361.000 USD.

Preiden IsDB Group H.E Dr. Muhammad Al Jasser mengatakan Indonesia adalah salah satu negara terpenting di Islamic Development Bank.

“Negara anggota IsDB berjumlah 57 dan tujuan kita adalah membantu mengembangkan negara-negara anggota kita termasuk Indonesia. Fokus kita adalah mendukung apapun yang menjadi fokus pemerintah dari negara anggota kita,” katanya.

Jasser memandang penting bahwa kunci pengembangan sebuah negara itu adalah pengembangan dari sektor kesehatan. Oleh karena itu kesehatan ibu dan anak menjadi sangat prioritas karena anak-anak adalah masa depan negara.

“Yang merawat anak-anak untuk menjadi masa depan yang baik adalah para ibu, dan para ibu ini lah yang akan menjadi tumpuan kita untuk memastikan keluarga kita menjadi sehat,” ucap Jasser.[rfh]

Share