Pakar Imigrasi: Bantuan bagi Pengungsi Ukraina Lebih Cepat dari Pengungsi Afghanistan

TRANSINDONESIA.co | Lebih dari 3,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina dalam sebulan sejak invasi Rusia dimulai. Para pejabat PBB mengatakan eksodus semacam ini belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II. Dan yang tidak biasa, kata beberapa pengacara imigrasi, adalah respons cepat dari negara-negara yang menyambut pengungsi.

Pengungsi Ukraina sebagian besar menyeberang ke Polandia, Slovakia, Hongaria, Rumania, dan Moldova. Saat ini, Polandia telah menampung sebagian besar pengungsi. Warga Ukraina juga berusaha untuk bersatu kembali dengan anggota keluarga di Amerika dan bahkan telah tiba di perbatasan AS-Meksiko.

Mengingat meningkatnya tekanan pada pemerintahan Biden untuk memberi jalur langsung bagi warga Ukraina yang terlantar agar bisa ke Amerika, Gedung Putih, Kamis (24/3) mengumumkan akan menyambut sebanyak 100.000 warga Ukraina dan lainnya yang melarikan diri dari negara Eropa timur itu.

Namun, apakah perlakuan AS berbeda dalam menerima dari pengungsi Ukraina dibandingkan pengungsi Afghanistan, yang juga melarikan diri dari perang dalam jumlah besar?

Ally Bolour, seorang pengacara imigrasi di California mengatakan “tentu saja” dan menambahkan, ia perlu juga menyampaikan sebelumnya bahwa sungguh menakjubkan AS akan menerima 100.000 pengungsi Ukraina.”

Bolour menambahkan, ada perbedaan antara cara AS menyambut warga Afghanistan dan Ukraina, dimulai dengan penunjukan Status Perlindungan Sementara (TPS). Program tersebut memberikan status hukum di Amerika dan perlindungan dari deportasi hingga 18 bulan. Program ini juga memberikan izin kerja bagi penerima program untuk bekerja secara legal di AS.

Untuk Ukraina, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas mengumumkan penetapan TPS sebulan setelah invasi Rusia.

Untuk Afghanistan, pemerintah tidak memberikan TPS untuk pengungsi Afghanistan yang tinggal di Amerika sampai sekitar tujuh bulan setelah AS meninggalkan Afghanistan.[voa]

Share