Negara-negara Barat Incar Aset-aset Oligarki Rusia
TRANSINDONESIA.co | Dalam upaya memperketat sektor keuangan Presiden Rusia Vladimir Putin karena serangannya ke Ukraina, sejumlah negara di dunia menyita harta benda para oligarki yang diyakini dekat dengan Putin.
Ketika Rusia menyerang Ukraina, suasana perang yang sangat mengerikan adalah, penggalian tanah untuk kuburan masal, mayat-mayat di jalan, jutaan orang berusaha melarikan diri melintasi perbatasan dalam apa yang dikatakan PBB sebagai krisis pengungsi tercepat sejak Perang Dunia Kedua.
Banyak negara menjatuhkan sanksi para miliuner yang paling dekat dengan Putin, dengan harapan kesulitan keuangan akan membuat Putin berpikir ulang tentang invasi yang dilakukannya.
Dua puluh oligarki Rusia telah diberi sanksi sejak serangan Rusia ke Ukraina dimulai.
Mereka yang diberi sanksi oleh Inggris Kamis lalu (10/3), termasuk Roman Abramovich dan enam lainnya. Bahkan setelah ia menjual tim sepak bola Inggrisnya, dan mengatakan bahwa hasilnya akan diberikan kepada para korban perang di Ukraina.
“Saya katakan kepada oligarki dan para pemimpin Rusia yang korup yang menggelapkan miliaran dolar dari rezim kejam ini. Kami bergabung dengan sekutu Eropa untuk mencari dan merebut yacht (kapal pesiar) mereka, apartemen mewah dan jet pribadi mereka. Kami datang untuk menyita hartamu,” ancam Biden.
Di seluruh dunia, harta benda berharga mereka disita, seperti kapal pesiar setinggi hampir 10 meter milik CEO perusahaan minyak Rusia, Rosneft kini ditahan di Prancis Selatan.
Alisher Usmanov adalah sekutu dekat Putin yang kekayaannya bernilai sekitar $ 14 miliar. Kapal pesiarnya yang berada di Jerman dilaporkan tidak bisa keluar tanpa surat ijin ekspor. Tuntutan itu salah satu yang terbesar di dunia, bernilai hampir $600 juta.
Mantan Asisten Menteri Luar Negeri AS, Daniel Fried mengatakan, “Bayangkan mafia di mana semua orang menjilat pemimpinnya dan menghasilkan banyak uang. Dengan memberi sanksi terhadap mereka, kita menekan semua kleptokrasi (para pemimpin yang korup) di kekuasaan Putin.”
Forbes memperkirakan, dengan pembekuan aset itu, para jutawan Rusia kehilangan lebih dari $126 miliar sejak perang dimulai.
Sementara itu, seorang genius internet seperti Jack Sweeney, 19 tahun berusaha melacak para jutawan ini. Sweeney sebelumnya menjadi terkenal karena mengikuti jet Elon Musk. Kini ia melacak jet para oligarki Rusia.
Lebih dari 50 oligarki dan kerabat mereka dilarang bepergian ke Amerika. Tetapi para ahli tidak yakin apa pengaruh para oligarki sekutu Putin itu terhadapnya, sementara lingkungan penasihat yang paling dipercaya presiden Rusia dilaporkan berkurang.[voa]