Internet of Things (IoT) di Bidang Perkapalan
TRANSINDONESIA.co | IoT kepanjangan dari Internet of Things (menginternetkan segala sesuatu). Istilah ini sebenarnya mendeskripsikan penggunaan perangkat yang terdiri dari sensor, perangkat lunak, dan teknologi lainnya yang terhubung dengan internet. Sehingga perangkat-perangkat tersebut bisa saling bertukar data dan terhubung dengan sistem lain melalui internet.
Tujuan IoT adalah menjadikan semua benda-benda mengalirkan data yang bermanfaat ke internet.
Cikal Bakal IoT
Istilah “Internet of Things” itu sendiri pertama kali muncul dalam pidato Peter T. Lewis di depan Kongres Black Caucus Foundation ke-15 di Washington D.C, yang kemudian diterbitkan pada September 1985. Menurut Lewis, “Internet of Things, atau IoT, adalah mengintegrasi manusia, sistem, dan teknologi dengan perangkat dan sensor yang dapat dihubungkan dan dapat dipantau dari jarak jauh, dapat dimanipulasi, dan dievaluasi”.
Istilah “Internet of Things” baru benar-benar dikenal secara populer sejak digunakan oleh Kevin Ashton dari perusahaan Procter & Gamble, pada tahun 1999. Meskipun Kevin Ashton sendiri lebih suka dengan ungkapan “Internet for Things“. Dan pada saat itu, ia melihat bahwa teknologi RFID memiliki peran penting untuk IoT, karena membuat komputer dapat mengelola hampir segala hal.
Sedangkan perusahaan Cisco Systems memperkirakan bahwa IoT “lahir” antara tahun 2008 dan 2009, dimana terjadi peningkatan yang signifikan antara jumlah orang yang menggunakan IoT dengan perangkat yang dikendalikannya, dari indeks 0,08 menjadi 1,84.
Implementasi IoT di bidang Perkapalan
Selama beberapa tahun terakhir, IoT gencar digunakan oleh para praktisi IT dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga user bisa mendapatkan data dan mengoneksikan benda sehari-hari seperti peralatan dapur, CCTV, mobil, termostat, dan lain-lain ke internet. Dan ini semua bisa dilakukan dengan memberi manfaat yang banyak.
Di bidang perkapalan IoT juga bisa diimplementasikan, semua kapal dapat saling terhubung. Sistem digital dapat merekam, memantau, dan menyesuaikan setiap interaksi antara berbagai macam hal. Data navigasi, data muatan (cargo), data bahan bakar (bunker) data permesinan kapal dapat ditransmisikan ke kantor (shorebase). Data tersebut untuk menunjang kelangsungan aktivitas bisnis perusahaan dan juga untuk mengambil berbagai keputusan-keputusan penting manajemen serta berguna untuk keselamatan pelayaran.
Keterhubungan dan pengumpulan data ini dapat terwujud dengan IoT.
Bagian-bagian dari IoT
Secara garis besar, IoT terdiri dari 3 bagian pendukung yaitu:
1. Artificial intelligence (kecerdasan buatan)
Artificial intelligence adalah program pintar yang dapat “berpikir” seperti manusia yang dapat menerima input data dan memberikan output yang tepat sesuai dengan tujuannya. Contohnya IoT dibidang pelayaran adalah mengetahui tingkat efisiensi pemakaian bahan bakar dari kapal. Dengan memasang algoritma maka bisa membedakan mana kapal yang effisien dan kapal yang tidak walaupun dengan type kapal yang sama. Program ini menerima input berupa rute pelayaran, kecepatan kapal, posisi kapal, dan level tanki bahan bakar atau flowmeter bahan bakar. Lalu mengeluarkan output berupa rekaman pelayaran dan tingkat efesiensi bahan bakarnya.
2. Sensor
Sensor adalah perangkat keras yang mengubah data fisik menjadi data digital agar kemudian data digital tersebut dapat diproses oleh aplikasi yang memiliki AI. Contoh sensor dikapal adalah sensor pendeteksi level, sensor pendeteksi kecepatan (RPM), sensor pendeteksi suhu, sensor pendeteksi gerakan, sensor pendeteksi cahaya, sensor dan lain sebagainya.
3. Konektivitas
Perbedaan IoT dengan perangkat lain adalah keterhubungan antar perangkat atau antara perangkat dengan sistem. Maka dibutuhkan adanya konektivitas. Sehingga antara perangkat-perangkat yang ada saling bisa bertukar data atau mengirim serta menerima data ke dan dari sistem. Dengan adanya komunikasi lewat satelit hal ini dapat dilakukan dengan pertukaran data.
Kesimpulan
Penggunaan IoT sangat memudahkan untuk mengumpulkan data dari kejadian-kejadian untuk kemudian memanfaatkan data-data tersebut untuk memberikan kebermanfaatan yang besar bagi kehidupan manusia. Dalam dunia perkapalan dengan adanya jaringan komunikasi maka dapat melakukan pertukaran data dari kapal di laut, sehingga peran IoT cukup memiliki peran penting di dunia pelayaran pada masa sekarang dan yang akan datang.
Penulis : Ir Aris Yulianto ST, MT
Ketua Umum PALKA (Perkumpulan Ahli Listrik Kapal) dan Koordinator Smart Ship PT. PIS (Pertamina International Shipping)