Semakin Banyak Dewan Kota di Australia Ingin Kucing Dikandangkan
TRANSINDONESIA.co | Kucing yang bebas berkeliaran mungkin akan menjadi masa lalu di Australia. Sekarang ini semakin besar momentum di kalangan dewan kota yang menginginkan pemilik kucing menjaga peliharaannya itu di dalam rumah atau membawanya berjalan-jalan dengan tali kekang. Gerakan ini mendapat dukungan dari berbagai organisasi penyelamat satwa, yang mengklaim bahwa kucing-kucing peliharaan telah berubah menjadi predator yang semakin baik.
Kucing adalah binatang kesayangan banyak orang. Tetapi naluri pemburu mereka dapat membuat hewan ini berbahaya bagi makhluk liar yang lebih kecil.
Contohnya adalah burung hantu jenis boobook (Ninox boobook), yang menjadi korban serangan terbaru kucing. Dokter hewan Maren Beeston yang merontgen sayap burung ini mendapati akibat serius yang ditimbulkan oleh serangan itu.
Dokter Beeston mengemukakan,”Malang sekali nasib boobook ini. Sayap yang patah ini sepertinya mengenai sendi, jadi kemungkinan besar kepulihannya tidak terlalu baik.”
Seorang pemilik kucing mengirim burung yang cedera itu ke rumah sakit hewan setelah mendapati makhluk itu di mulut kucing peliharaannya. Kekuatan rahang kucing mungkin menjadi penyebab sayap patah, selain infeksi, peradangan dan pembengkakan pada burung malang itu. Ratusan korban serangan kucing telah dibawa ke rumah sakit hewan setiap tahun, sekitar separuhnya mati.
Dean Huxley dari organisasi penyelamat satwa liar Western Australia Wildlife mengatakan, “Kucing-kucing kini berevolusi dan belajar mengenai berbagai satwa liar. Mereka kini semakin baik dalam memburu satwa-satwa itu.”
Adin Lang, anggota dewan kota Fremantle, Australia Barat, memimpin desakan untuk menyusun undang-undang yang lebih kuat.
Kucing telah dilarang di daerah-daerah alami di kota itu. Lang menyatakan, rencana yang diajukannya adalah melarang kehadiran kucing di seluruh properti kota Fremantle, yang akan mencakup seluruh jalan dan trotoar atau jalan setapak, kecuali bila kucing itu dibawa berjalan-jalan dengan tali kekang. Lang menambahkan,”Yang mengejutkan, ini semakin populer. Saya punya beberapa teman yang secara rutin membawa kucing mereka berjalan-jalan dengan tali kekang.”
Proposal ini menjadi bagian dari gerakan nasional oleh dewan kota untuk mendorong para pemilik membuat kandang kucing dan menjatuhkan denda jika hewan peliharaan mereka didapati berkeliaran di luar properti mereka.
Pamela Lanigan, seorang penangkar kucing jenis British shorthair, mendukung penuh rencana tersebut. Tetapi ia juga yakin bahwa sebagian besar serangan terhadap satwa liar disebabkan oleh kucing liar.
Ia ingin dewan lebih banyak menginvestasikan pendapatan dari biaya registrasi kucing untuk program pengebirian murah dan penyuluhan. Ia menambahkan, “Kami ingin melihat lebih banyak kandang untuk hewan peliharaan. Kami ingin melihat lebih banyak informasi bagi pemilik hewan peliharaan yang mungkin tidak menyadari bahwa mereka dapat menciptakan semacam kandang untuk hewan-hewan peliharaan mereka.”
Jadi nampaknya, kucing yang berkeliaran tinggal menunggu waktu untuk dikandangkan. [uh/ab]
Sumber: Voaindonesia