Travel Warning’ AS Kecewakan Warga Kanada di tengah Gelombang Omicron
TRANSINDONESIA.co | Warga Kanada, yang diam-diam bangga dengan tingkat vaksinasi COVID-19 dan kepatuhan mengenakan masker yang relatif tinggi di negaranya, minggu lalu terkejut ketika Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa negara itu tidak aman, dan menyarankan warga Amerika untuk tidak melakukan perjalanan melintasi perbatasan utara antar kedua negara.
“Bahwa pemerintah Amerika menempatkan Kanada pada tingkat ancaman COVID-19 tertinggi bagi warga Amerika untuk bepergian, membingungkan saya,” ujar Grant Perry, yang sebelumnya bekerja dengan perusahaan farmasi raksasa GlaxoSmithKline ketika menanggapi wabah H1N1.
“COVID memang sedang merajalela di seluruh benua, tetapi Kanada bukan lokasi yang mengkhawatirkan,” ujar Perry dalam sebuah wawancara.
Nasehat perjalanan (Travel Warning) yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri Amerika melalui situs mereka pada 10 Januari lalu itu mengatakan secara terus terang untuk “tidak melakukan perjalanan ke Kanada karena COVID19” menandai pembalikan kebijakan yang tajam setelah beberapa bulan mengijinkan perjalanan antar kedua negara.
Kanada memiliki situasi COVID-19 yang jauh lebih baik dibanding negara-negara tetangganya di bagian selatan.
Dibandingkan warga Amerika yang baru sekitar 63 persen diantaranya yang mendapatkan vaksinasi dosis penuh, 78 persen warga Kanada sudah divaksinasi penuh dan lebih sedikit resistensi yang muncul terhadap kebijakan penggunaan masker.
Sebagian warga telah merasa puas – atau bahkan sombong – dengan pencapaian itu sebelum kedatangan varian baru Omicron. Saat ini beban kasus per kapita dan rawat inap di Kanada juga lebih rendah dibanding Amerika.
Namun para ahli tidak kalah khawatir dengan lonjakan kasus yang sekarang membebani sistem perawatan kesehatan yang dikelola pemerintah negara itu.
Pakar medis di Departemen Kedokteran Universitas Toronto, Isaac Bogoch, mengatakan “Kanada saat ini sedang diselimuti Omicron dan sistem perawatan kesehatan kita sedang terdampak.”
“Mungkin ada beberapa tanda awal bahwa gelombang Omicron sedang memuncak di beberapa wilayah. Ada upaya mitigasi – mulai dari mengenakan masker di dalam ruangan hingga sertifikat vaksin bagi bisnis yang non-esensial – di seluruh bagian negara ini,” tambah Bogoch.
Rata-rata kasus baru dalam tujuh hari di Kanada mencapai lebih dari 46.000 kasus pada 10 Januari lalu, yang menjadi peringatan bagi Amerika. Saat ini kasus baru di Kanada mencapai lebih dari 26.000. Angka-angka itu jauh lebih tinggi dibanding puncak kasus sebelumnya yang kurang dari 9.000 kasus pada Januari dan April 2021.
Basis data yang sama menunjukkan rawat inap mencapai 9.700 kasus, dan masih terus naik, dibanding puncak sebelumnya yang mencapai 4.800 kasus rawat inap.
Peningkatan kasus ini mendorong seruan reformasi sistem perawatan kesehatan secara sistemik, terutama di beberapa daerah yang sudah berjuang keras bahkan sebelum pandemi COVID-19 pada Maret 2020. [em/jm]
Sumber: Voaindonesia