Setiap Waktu adalah Sejarah?

TRANSINDONESIA.co | Setiap waktu ada peristiwa yang menjadi bagian dari hidup dan kehidupan. Siapa sangat menentukan sesuatu menjadi peristiwa yang layak dicatat dalam sejarah. Biasanya para pejabat penguasa atau para public figure yang disorot sehingga apa saja yang mereka lakukan dianggap peristiwa yang layak menjadi sejarah. Yang lazim dibuat setiap orang sebatas curiculum vitae (cv). Seringkali isinya tempat tanggal lahir, pekerjaan,  agama, atau riwayat pekerjaan. Selain itu riwayat pekerjaan.

Namun apa dan bagaimana atas sesuatu seringkali diabaikan. Kebiasaan mendokumentasikan masih sangat langka. Membuat narasi atau kisah di balik peristiwa inipun belum lazim dilakukan. Tentu saja masih akan perlu upaya lebih keras untuk membranding sampai memarketingkan.

Di era digital media sangat beragam dan sangat mudah digunakan siapa saja dan di mana saja. Dengan modal smart phone bisa mengakses dan melakukan banyak hal akan pendokumentasian. Kita melihat komen di media sosial maupun media on line, masih banyak yang tanpa malu memamerkan tabiat buruknya dengan mencela, menghujat, memprovokasi bahkan menabur kebencian mengadu domba hingga membunuh karakter. Mind setnya seperti gaya OKB, orang kaya baru dengan gaya yang nyebelin pamer ketololannya.

Sama di media sosial hujatan hingga ujaran kebencian dibanggakan. Sikap pengecut lagi lagi dengan akun bodong. Mental mentas asnjep atau asal njeplak memang tong kosong bikin mual bunyinya. Tatkala hal busuk dipelihara maka akan menular ke mana mana. Energi negatif saatnya diubah menjadi positif. Konten dan komen berisi sesuatu yang inspiring, edukatif dan pencerahan.

Mencatat hingga mengisi ruang dan waktu untuk menjadi sejarah memerlukan orang orang yang berkarakter yang kreatif dan inovatif. Mencatat datau mengisi ruang dan waktu memerlukan kaum yang mampu menjadi siapa.

Tatkala mengingat logos, patos dan etos maka apa siapa bagaimana caranya atau etikanya menjadi pilar mind set bagi orang kebanyakan. Kaum jahat dan pemalas akan lebih mengutamakan keluhan dan celaannya, ujung ujungnya menyalahkan dan menghakimi. Mencatat dan mengisi ruang dan waktu adalah membuat sejarah. Proaktif dengan berbagai kreatifitasnya mampu menghasilkan sesuatu yang alkemis. Berdampak luas, inspiring, menjadi ikon dan rujukan bahkan panutan.

Era digital penyakit kankernya adalah hoax. Semua by design membodoh bodohi, merog rong kedaulatan bangsa dan negara. Mengasah otak dan hati nurani menjadi suatu gaya hidup. Peka peduki akan manusia dan kemanusiaan. Proaktif, kreatif, inovatif yang didukung polotical will yang kuat.

Melatih kepekaan akan suatu peristiwa hingga mampu membuat:

1. Pengkategoriannya
2. Mampu menunjukan sesuatu atau berkisah atas apa yang ada atau terjadi di balik suatu peristiwa
3. Mampu menghubung hubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya dengan menunjukan apa bagaimana siapa dari suatu fenomena
4. Mampu membuat model untuk menunjukan pola polanya
5. Mampu mengembangkan level konseptual bahkan teoritikalnya
6. Mampu melihat suatu fenomena dari berbagai angle atau sudut pandang sebagai pendekatannya

Banyak hal lain yang dapat dikembangkan untuk mencatat mendokumentasikan dari peristiwa. Kepekaan kepedulian kepiawaian semua menyatu menjadi kekuatan yang mencerahkan. Waktu hanya sekali dan tidak akan kembali. Dalam ruang dan waktu ada peristiwa atau ada sesuatu dari kita untuk menginspirasi, memberitahukan akan sesuatu yang baik dan benar.

Memotivasi dan mendorong orang lain melakukan sesuatu yang baik dan benar sebagai pencerahan. Mengcounter atas issue issue yang membodoh bodohi atau menyesatkan atau yang memprovokasi. Dan tentu saja fun atau mampu menghibur tentu saja berbasis pada seni dan budaya.

Chryshnanda Dwilaksana
Menjelang tengah malam di Tegal Parang160122

Share