Street Race: Mengukir Prestasi bukan Sensasi
TRANSINDONESIA.co | Balap liar merupakan masalah sosial, yang membahayakan keselamatan pembalapnya maupun bagi pengguna jalan lainnya. Ajang balap liar sulit dicari kelompok yang berprestasi karena selalu kucing kucingan. Selain itu citra buruk yang social costnya amat mahal.
Street race yang digagas Kapolda Metro Jaya, irjen Pol M Fadil Imran merupakan suatu inspirasi baru bagi kaum muda yang tidak sebatas bagi pembalapnya namun juga bagi bengkel, penyedia spare part juga bagi pembinaan komunitas otomotif.
Polda Metro jaya juga berkolaborasi dengan IMI (Ikatan Motor Indonesia), yang diketuai Bambang Soesatyo. Melalu street race dapat dibangun suatu ajang kompetisi komunitas otomotif. Street race menunjukkan suatu kepekaan dan kepedulian serta tanggungjawab akan keselamatan berkendara.
Festival street race selain untuk memberi ruang dan pembinaan juga untuk kaderisasi bibit bibit unggul bagi olah raga otomotif. Street race diharapkan juga dapat dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia sebagai wahana edukasi hingga kaderisasi para pelopor dan pejuang pejuang keselamatan dengan adu kompetensi secara sehat dan terstandardisasi.
Kekuatan sosial dari street race dapat menjembatani dari kancah lokal menuju ranah nasional bahkan internasional. Para peserta street race competition akan menunjukan kepiawaian dan kompetensinya.
Harapan ke depan kaum milenial telah mempunyai ruang bagi ajang kompetensi tidak lagi ugal ugalan di jalan raya. Selain itu juga mampu mengembangkan prestasinya. Salah satu ikon street race competition yang dihadirkan adalah Mario Suryo Aji yang mampu memasuki ajang Moto3 yang akan berlaga di Mandalika. Dalam acara street race juga dihadiri pembalap rally Rivat Sungkar yang memotivasi lahirnya pembalap pembalap berkelas internasional.
Ancol 160222
Chryshnanda Dwilaksana