Kepolisian New York Bertekad Redam Kekerasan Terkait Persaingan Antar Geng
TRANSINDONESIA.co | New York mengalami lonjakan kejahatan yang diwarnai kekerasan sejak awal pandemi COVID-19. Pihak kepolisian mengatakan, lonjakan itu diakibatkan persaingan yang meruncing antara geng-geng di kota itu. Para pejabat baru kota tersebut berjanji untuk meredamnya.
James Essig, Kepala Detektif Departemen Kepolisian New York atau NYPD, baru-baru mengungkapkan kepada Associated Press mengenai janji para pemimpin baru kota itu terkait keamanan.
“Prioritas nomor satu wali kota baru New York, serta komisaris polisi baru dan wakilnya adalah untuk mengurangi kekerasan di kota ini. Kami memang memerangi kejahatan tetapi prioritas kami adalah menurunkan angka kekerasan,” jelas Essig.
Menurut Essig, data kepolisian menunjukkan New York memiliki 480 kasus pembunuhan sepanjang tahun lalu, dan 468 kasus pembunuhan pada dua tahun sebelumnya. Angka, ini luar biasa memprihatinkan, mengingat kota ini pernah mencapai rekor terendah pada 2017, yakni 292 kasus pembunuhan.
Jika menilik jumlah kasus penembakan, angkanya lebih memprihatinkan lagi. Dalam dua tahun terakhir, kota itu mencatat 1.500 per tahunnya.
Menurut John Chell, Wakil Kepala NYPD, kejahatan yang diwarnai kekerasan terutama diakibatkan aksi geng-geng di kota itu dan persaingan di antara mereka.
“Operasi kepolisian kali ini berfokus pada geng-geng anak muda yang paling kejam di Brooklyn, khususnya di kawasan Brooklyn Utara. Geng-geng ini sebetulnya terbilang baru namun dalam dua tahun terakhir terlibat sekitar 15 tindakan kekerasan, yang meliputi pembunuhan, percobaan pembunuhan, konspirasi, kepemilikan senjata ilegal. Ini mengkhawatirkan warga New York, khususnya Brooklyn. Kami ingin menjadikan kawasan ini lebih aman. Anak-anak bisa pergi dan pulang sekolah lebih aman. Orang-orang dewasa juga dapat menjalankan aktivitas mereka tanpa merasa waswas. Kami akan terus berusaha meredam kekerasan yang ditimbulkan aksi-aksi geng,” paparnya.
Di New York paling tidak ada tiga geng anak muda yang sangat ditakuti, yakni FNO (Fear No One), PPP (Pistol Packing Pitkin) dan YAWAH (Young and Wild and Hustling). Geng yang dimaksud Chell adalah FNO dan PPP.
Awal Januari lalu, polisi New York menangkap 17 tersangka anggota geng-geng itu, yang diduga bertanggung jawab atas serangkaian penembakan, termasuk empat pembunuhan, dan dikenai total 118 dakwaan terkait aksi ilegal mereka di Brooklyn.
Kantor Kejaksaan Distrik Brooklyn. mengungkapkan, para terdakwa, 14 di antaranya adalah remaja, dituduh memburu para anggota geng saingan dan melakukan serangkaian serangan bersenjata, sehingga menewaskan empat orang dan melukai 10 lainnya.
Sembilan dari para korban aksi mereka adalah orang-orang tidak bersalah yang tidak terlibat dalam persaingan antar geng. Seorang perempuan berusia 20 tahun yang berkunjung ke New York dari Virginia, contohnya, terbunuh oleh tembakan di sebuah pesta ulang tahun yang dihadirinya.
Terlepas dari jumlah kasus kejahatan yang melonjak, New York sebetulnya jauh lebih aman dibandingkan dengan pada awal 1990-an. Saat itu, tercatat ada lebih dari 2.000 pembunuhan setiap tahunnya. [ab/uh]
Sumber: Voaindonesia