Binmas Noken: Membangun Masyarakat Sadar Seni Budaya dan Pariwisata
TRANSNDONESIA.co | Seni, budaya dan pariwisata merupakan suatu aset bangsa yang berbhineka. Kekayaan dalam keberagamam merupakan anugerah dan berkah dari Tuhan kepada bangsa kita. Kita semua memiliki tugas tanggung jawab dan kewajiban menjaga merawat dan memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang ada. Dari memanfaatkan mengemas merawat memarketingkannya.
Dalam konteks pariwisata memang memerlukan pemikiran yang holistik bahkan hingga kesiapan infrastruktur, sistem literasi dan edukasi dan kesiapan serta keramahtamahan masyarakatnya menjadi pilar utamanya. Pariwisata dalam konteks dan pendekatan Binmas Noken keamanan, rasa aman dan kesadaran para pemangku kepentingan menjadi prioritas. Keramahtamahan warga sekitar maupun para pemangku kepentingan membuat wisatawan dapat menikmati keindahan, keasriannya dengan aman, nyaman sehingga ada rasa yang membuat para wisatawan ingin datang kembali.
Sistem pariwisata berkaitan dengan sistem tata ruang,sistem transportasi angkutan umum maupun pribadi, sistem keamanan kenyamanan, sistem tata kelola juga pelayanan publik dari yang rutin hingga kondisi emerjensi yg ramah lingkungan. Ramah wisatawan dan ramah lingkungan merupakan standar bagi pariwisata yang sehat dan penuh dengan keramahtamahan mulai dari sistem pelayanan publik hingga ruang publiknya.
Masyarakat sadar seni budaya dan pariwisata dalam pendekatan pemolisian dapat dilihat dari:
1. Sistem pemetaan dan tata ruang kawasan strategisnya. Yang dapat dikategorikan dalam sistem ring atau kawasan. Semakin menuju kawasan pusat atau ring satu kendaraan akan semakin lambat. Prioritas diperuntukkan yang tergolong transportasi sehat merakyat (active transportation). Yaitu untuk pejalan kaki, sepeda dan angkutan umum. Bahkan kendaran ramah lingkungan yang diutamakan. Sistem tata ruang untuk parkir berada di ring tiga atau ring dua yang terkoneksi dengan kendaraan penyambung (shutle).
2. Penataan akses jalan, parkir, terminal, lokasi antar jemput, sistem prioritas dan kapasitasnya.
3. Analisa dampak masalah merupakan suatu kesiapan untuk menganalisa,memprediksi dan memgambil solusi untuk mendukung pelayanan kepada publik baik pelayanan keamanan, keselamatan, hukum, administrasi, informasi dan kemanusiaan.
4. Sistem manajemen untuk melihat dan mengimplementasikan apa yang menjadi kebutuhan, kemapuan kapasitas, memberikan prioritas, mangatasi sesuatu yang bersifat emergency maupun contigency. Yang bisa didukung dengan IT dan dapat menghasilkan algoritma yg berupa infografis info statistik dan info virtual.
5. Sistem yang berbasis IT akan mampu memberikan data yang real time on time dan any time sebagai wujud prediksi, antisipasi maupun solusi. Dalam implementasi teknis andalalinsetidaknya mencakup;
a.. Cara pemetaan wilayah dan pengumpulan data sensus atau data dr stake holder maupun data di lapangan,
b. Penggunaan alat pendukung untuk pemetaan manual maupun elektronik,
c. Peta data dan cara menganalisa dengan mempertimbangkan yang berbasis pada; Kebutuhan, Kapasitas, Prioritas, Kecepatan, Emergensi,
d. Hasil analisa berupa prediksi antisipasi dan solusi bagi lalu lintas pada saat rutin atau ada sesuatu yang khusus maupun kontijensi,
e. Laporan atau produk dapat dijadikan bahan masukan maupun untuk jurnal,
f. Panduan bagi publik tentang berbagai informasi hingga penegakkan hukum,
5. Membangun literasi masyarakat yang sadar seni budaya dan pariwisata,
Sadar seni budaya dan pariwisata merupakan bagian dari kepekaan kepedulian yang cinta bangga akan hidup dan kehidupan serta peradaban. Penataan pengemasan pemaknaan pemasaran atas sesuatu (alam, lingkungan, seni budaya, hidup dan kehidupan, dsb) menjadikan berharga yang bukan sebatas bendawi namun juga yang tak benda.
Sesuatu yang bernilai atau bermanfaat atas hidup dan kehidupan dapat ditunjukkan adanya keteraturan sosial. Tatanan atas nilai etika moral dan hukum untuk ditaati merupakan ikon peradaban. Kecerdasan dalam kehidupan sosial dapat dimaknai bahwa masyarakat dapat menikmati mengapresiasi dan memberi ruang bagi religi seni tradisi hobi bahkan teknologi yang saling menguatkan satu sama lainnya untuk mendukung atas hidup dan kehidupan.
Pemahaman atas keteraturan sosial ditanamkan dari rumah. Rumah menjadi kekuatan pembangkitan atas kekuatan pilar peradaban. Peradaban dan keteraturan sosial yang dibangun melalui masyarakat yang sadar wisata akan menunjukkan sebagai bangsa beradab yang peka peduli akan hidup dan kehidupan. Sesuatu yang ada dikemas diberayakan diangkat menjadi karakter yang unik menarik inspiratif dan menjadi ikon masyarakat tersebut.
Religi seni tradisi, hobi, komuniti hingga teknologi akan menjadi bagian dari peradaban yang didukung alam lingkungan dalam keteraturan.
Penataan sadar wisata setidaknya didukung adanya:
a. Kemampuan menata alam atau lingkungan yang aman nyaman asri yang menimbulkan rasa rindu untuk dapat merasakan atau menikmati kembali,
b. Perilaku masyarakatnya dalam religi seni tradisi dikemas dalam sesuatu yang unik menarik inspiratif sbg karakter maupun ikonnya,
c. Dukungan komunitas komunitas sadar wisata sebagai bagian atas pemberdayaan, perkuatan yang guyub rukun saling menjaga saling menghormati satu sama lain,
d. Political will dari pemerintah untuk mendukung tumbuh berkembangnya pariwisata yang mampu dijadikan andalan PAD-nya,
e. Para tokoh informal diberdayakan sebagai local heroes pejuang pejuang kemanusiaan yang menjadi pelopor dan penjaga keteraturan sosial,
f. Jaminan keamanan dan rasa aman dan anti premanisme yang diberikan oleh aparaturnya maupun sistem sistem sosial kemasyarakatan yang ada,
g. Hospitality atau keramahtamahan dari seluruh warganya yang mampu menghormati tamu dan mampu menerima dan menjaga perbedaan sebagai kekuatan sekaligus kekayaan bangsa,
h. Dukungan infra struktur dari sistem transportasi dan angkutan umum penginapan dan sarana saran pendukung lainnya,
i. Sistem marketing dan penguatan masyarakatnya dalam pemgemasan pemaknaan dan pemasarannya,
j.. Pendidikan akan seni budaya secara formal maupun non formal yang ditransformasi secara konsisten yang didukung para maestro atau pakar maupun akademisi,
k. Menghidupkan kembali seni tradisi dan nilai luhur yang lama ditinggalkan bahkan dianggap mati (bahasa, seni musik seni ukir seni pertunjukkan seni rupa seni suara seni cerita seni sastra seni tari seni tata boga tata busana, dsb).
Banyak hal lainnya yang dapat dikemas disatukan dibangun dengan standar standar keteraturan sosial dan peradaban yang membuat siapa saja tergerak untuk melihat dan datang kembali. Masyarakat yang sadar wisata memiliki kemampuan merawat melestarikan bahkan menumbuhkembangkan segala potensi peradaban bangsa.
6. Menggerakkan secara bersinergi yang berkesinambungan kemitraan antar pemangku kepentingan dalam membangun soft dan smart power yang menjadi back up system dalam paradigma: geopolitik dan geo strategis, sosiologis dan antropologis, ekonomi, keamanan dan pertahanan, globalisasi, modernisasi, pelayanan kpd publik.
7. Sistem proaktis dan problem solving dibangun dapat mendeteksi: orang, barang berbahaya (asap api, dsb), penyusup, wajah orang, kendaraan bermotor, pergerakan sebagai deteksi keramaian (manusia)
Local push notification. Big data dan artificial intellegence yang siap untuk memberikan pelayanan prima bahkan pada situasi emergency dan kontijensi.
8. Membuat model kawasan pariwisata dengan daerah penyangga (hinter lands yang saling mendukung satu dengan lainnya).
9. Membangun sistem pelayanan publik dan ruang publik yang smart yang setidaknya mencakup; smart security pada sistem pengamanan kota (smart living, smart mobility).
Kawasan pariwisata yang ramah lingkungan dan humanis akan menjadi suatu kekuatan bagi masyarakat sadar seni budaya dan pariwisata sebagai bagian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menjaga merawat dan memberdayakan kebhinekaan.
Chryshnanda Dwilaksana
Fajar di ufuk pantai limboto 211221