Binmas Noken: Bahagia Belajar dari Kehidupan
TRANSINDONESIA.co | Kehidupan adalah guru bagi kita semua untuk belajar hidup. Di dalam kehidupan banyakbhal yang menjadi guru kita semua. Di situlah tim Binmas Noken mengambil spirit belajar dari kehidupan. Para petugas yang tergabung dalam Binmas Noken sejatinya mereka memerankan fungsi guru sebagai sang pencerah bagi hidup dan kehidupan.
Para petugas Binmas Noken dalam mentransformasikan ketrampilan dan pengetahuan dalam berbagai hal bagi hidup yang bahagia menjadi penerang dalam kegelapan. Para petugas Binmas noken dalam membagikan kebahagiaan dengan menuntun warga masyarakat yang tergabung dalam berbagai komunitas untuk bergembira.
Polisi sebagai pejuang kemanusiaan dan pembangun peradaban yang menjaga kehidupan sejatinya juga menjadi ikon atau panutan. Pemolisiannya merupakan panggilan jiwa untuk menapaki jalan hidup sebagai polisi. Kebahagiaan dan kebanggaan para polisi dalam pemolisiannya tatkala warga masyarakat yang dilayaninya mampu hidup bahagia dengan adanya keamanan dan rasa aman .
Tim Binmas Noken sebagai sang pencerah akan terus berupaya berbuat baik dengan berbagai kebaikan untuk perbaikan bagi masyarakat yang dilayaninya. Analogi pemolisian tim Binmas Noken ini untuk menemukan telur rajawali dan menetaskannya, menyadarkan agar jati diri rajawali muncul dan mampu terbang mengangkasa.
Pencerahan yang diberikan unyuk membuka cakrawala hidup dan kehidupan bahagia. Tim Binmas Noken dalam mentransformasi pengetahuan dan ketrampilam bukan sebatas memberi pengetahuan namun untuk mencerdaskan melainkan juga mencerahkan dan menyadarkan mampu menemukan jatidiri sebagai keutamaan hidup. Apa yang dilakukan tim Binmas Noken dalam hidup dan kehidupan selain mengajar ia juga melakukan rekayasa sosial untuk hidup bahagia.
Hidup dan kehidupan mengajarkan kebahagian dan menanamkan kesadaran tanggung jawab dan disiplin untuk menemukan keutamaan . Pemolisian tim Binmas Noken mengajak warga masyarakat bahagia dan menjadi pembelajar. Program program Binmas Noken seperti Siipar (polisi piajar), kasuari ( kesejahteraan untuk anak negeri ), tifa ( torangbinsan faham budaya), balatram ( balai latihan ketrampilan) dsb menjadi ruang transformasi pengetahuan ketrampilan moralitas agar dalam hidup dan kehidupan semakin manusiawinya manusia.
Para petugas Binmas Noken berupaya menjadi energi sebagai sangbpencerah yang mentransformasi dan mencerahkan hidup dan kehidupan yang bahagia. Hidup bahagia dalam suatu peradaban salah satu pilarnya adalahbtransformasi agar ada kemampuan untuk; memahami, peka, empati, peduli, saling menghormati, saling berbela rasa bagi adanya keteraturan sosial.
Di dalam keteraturan sosial dapat dibangun peradaban untuk dapat bertahan juga tumbuh dan berkembang. Peradaban tanda manusia ada sebagai mahkluk berakal budi. Manusia memiliki akal budi untuk berimajinasi. Dari imajinasi itulah mampu mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan.
Seni dan budaya pilar pemolisian Binmas Noken agar ada harmoni dalam membangun dan memelihara keteraturan sosial. Di situlah seni dan kebudayaan mjd ruang dan sekaligus pilar bagi peradaban. Manusia adalah mahkluk paling lemah sekaligus paling kuat. Namun untuk mengatasi kelemahannya dan mencapai kekuatannya, ia harus belajar dalam segala hal. Manusia sebagai mahkluk pembelajar karena dituntut memiliki kepercayaan diri dan bekerja keras untuk hidup dan kehidupannya.
Para petugas Binmas Noken sejatinya juga memerankan sebagai guru sang pencerah. Karena di dalam program pemolisiannya di dalam mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial, mereka juga mentransformasi pengetahuan dan ketrampilan, menanamkan kecintaan akan seni sebagaj panggilan hati sekaligus kesadaran moral menjaga budaya dan peradaban bangsa. Binmas Noken dalam mencerahkan sebenarnya telah mengimplementasikan seni dan budaya dalam pengajarannya yang menyambung rasa jiwa bagi hidup dan kehidupan yang bahagia.*
Chryshnanda Dwilaksana
Suasana segar di ufuk fajar Tegal Parang 181221