Badai Hantam Mojokerto Tewaskan Tiga Warga, Banjir Banyuwangi Surut
TRANSINDONESIA.co | Badai angin kencang menghantam wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengakibatkan pohon tumbang yang berdampak pada kerusakan bangunan. Kejadian tersebut menyebabkan tiga warga meninggal dunia dan tiga lainnya luka berat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto menyebut tumbangnya pohon disebabkan angin yang bertiup kencang dan kondisi tanah gembur, Ahad (14/11/2021), pukul 16.30 WIB. Lokasi kejadian berada di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Mojokerto.
“Tak hanya korban meninggal dan luka berat, dua warga juga dilaporkan mengalami luka ringan akibat peristiwa ini. Sedangkan kerusakan material berupa 1 unit warung dengan kategori rusak berat,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya diterima redaksi, Senin (15/11/2021).
Pascakejadian, BPBD bersama dinas terkait dan masyarakat berhasil mengevakuasi korban luka-luka. Selanjutnya para korban dirawat di rumah sakit terdekat. Selain pertolongan dan penyelamatan, petugas di lapangan membersihkan pohon tumbang serta material bangunan yang berserakan tersebut hingga pukul 20.30 WIB.
Banjir Banyuwangi Surut
Sementara itu, bencana juga terjadi di wilayah Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Banyuwangi. Peristiwa yang berlangsung pada Minggu (14/11), pukul 19.00 WIB, melanda dua desa di dua kecamatan, yaitu Desa Kandangan di Kecamatan Pesanggaran dan Desa Kedunggebang di Kecamatan Tegaldlimo.
Banjir tersebut berdampak pada 66 KK, sedangkan kerugian material, BPBD Kabupaten Banyuwangi menyebutkan sejumlah fasilitas terdampak, seperti 1 unit tempat ibadah, 1 unit pasar tradisional dan 1 unit fasilitas pendidikan. Di samping itu, BPBD memantau pondasi jembatan Sumber Adi – Sumber Jambe tergerus arus air.
BPBD Kabupaten Banyuwangi menginformasikan banjir di pemukiman berangsur surut sedangkan debit air sungai masih tampak tinggi. Pihaknya sejak dini berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk siap siaga dan pendataan.
“Menyikapi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor, pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga. Warga diharapkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bahaya, seperti angin kencang, selama musim hujan ini,” ungkap Muhari.
Saat terjadi musim hujan, hindari untuk berlindung di bawah pohon, papan baliho maupun bangunan yang kurang kuat. Upayakan untuk mencari perlindungan di bawah bangunan dengan struktur yang kuat. Di samping itu, petugas daerah maupun warga dapat memotong ranting-ranting pohon baik di ruang publik maupun sekitar rumah. Hal tersebut dapat mengurangi risiko saat pohon terkena angin kencang maupun beban air saat hujan lebat turun.[nag]