Sungai Pawan Masih Meluap, Banjir Ketapang Rendam 2.208 Rumah di Tujuh Kecamatan
TRANSINDONESIA.co | Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sejak akhir Oktober (31/10/2021) belum menunjukkan tanda-tanda surut. Beberapa titik menunjukkan kenaikan tinggi muka air. Berdasarkan data pemutakhiran pada Kamis malam (11/11/2021), pukul 19.00 WIB, cuaca terpantau berawan dan beberapa titik genangan di wilayah Kabupaten Ketapang mengalami kenaikan. BPBD Kabupaten Ketapang telah mengimbau warga setempat untuk selalu waspada terhadap banjir susulan. Pihaknya juga memonitor perkembangan debit air Sungai Pawan.
Sungai dengan panjang 197 km merupakan sungai utama di wilayah Kalimantan Barat. Sungai ini melintasi wilayah Kabupaten Ketapang sebelum bermuara ke Laut Cina Selatan.
Data populasi terdampak banjir mencapai 2.831 KK atau 14.284 jiwa. Jumlah warga terdampak yang tersebar di sejumlah kecamatan, sebagai berikut Kecamatan Sandai 1.636 KK (10.153 jiwa), Nanga Tayap 715 KK (2.529 jiwa), Matan Hilir Selatan 355 KK (1.173 jiwa), Muara Pawan 60 KK (210 jiwa), Sungai Laur 49 KK (145 jiwa), Delta Pawan 21 KK (74 jiwa) dan Benua Kayong 12 KK.
Sementara itu, desa-desa di tujuh kecamatan yang terdampak pada kejadian ini antara lain Desa Simpang Semelangan, Pangkalan Teluk, Sungai Kelik, Tayap dan Tanjung Medan di Kecamatan Nanga Tayap.
Desa Sandai Kiri, Istana, Jago Bersatu, Pantai Patah dan Muara Jejak di Kecamatan Sandai. Desa Ulak Medang, Mayak, Tanjung Pura dan Tanjung Pasar di Kecamatan Muara Pawan. Desa Teluk Bayu dan Bayur Indah di Kecamatan Sungai Laur. Desa Mulia Baru, Sampit dan Kantor di Kecamatan Delta Pawan. Serta dua desa di dua kecamatan, yaitu Desa Sungai Pelang di Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Desa Negeri Baru di Kecamatan Benua Kayong.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB yang berhasil dihimpun BPBD Kabupaten Ketapang per Kamis (11/11/2021) pukul 19.00 WIB menyebutkan sebanyak 2.208 rumah warga terdampak banjir di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Meluasnya dampak banjir ini juga tercatat dari yang sebelumnya terdapat 13 desa terdampak kini menjadi 21 desa.
“Banjir menyebabkan rumah warga terendam, juga berdampak pada sejumlah fasilitas umum diantaranya 1 unit sarana ibadah, 1 unit kantor desa, 1 unit gedung serbaguna, 1 unit lapangan sepak bola, dan 1 unit lapangan bola voli. Ketinggian muka air berkisar antara 20 – 50 sentimeter,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/11/2021).
Hasil pemantauan di lapangan, saat ini kondisi banjir di beberapa titik mengalami kenaikan. BPBD Kabupaten Ketapang menghimbau kepada para warga untuk selalu waspada terhadap banjir susulan, dengan memantau perkembangan debir air di Sungai Pawan.
Banjir Kota Banjarbaru
Banjir juga terjadi di salah satu wilayah administratif Provinsi Kalimantan. Banjir terjadi setelah hujan yang terjadi di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan pada Kamis (11/11) pukul 17.00 WITA.
BPBD Kota Banjarbaru melaporkan terdapat tiga kecamatan yang terdampak kejadian ini yakni Kecamatan Cempaka, Kecamatan Banjar Baru Selatan dan Kecamatan Landasan Ulin. Tim dari BPBD Kota Banjarbaru diturunkan guna melakukaan pendataan dan kaji cepat di lapangan. Dalam upaya mengantisipasi adanya potensi banjir susulan, evakuasi terhadap warga masih dilakukan mengingat kondisi dilokasi saat ini masih hujan ringan.
Antisipasi dampak fenomena La Nina yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hendaknya dapat dilakukan secara bijak. Pengembalian fungsi lahan juga dianggap perlu. Upaya pencegahan deforestasi secara besar-besaran terus diperkuat agar fungsi lahan maupun hutan dapat dikembalikan sebagai daerah penyerapan air yang optimal.[tan]