Kecerdasan Rupa Pablo Picasso

TRANSINDONESIA.CO | Menikmati dan mendalami karya karya Picasso mendapat banyak hal tentang rupa jiwa yang teruang dalam garis dan warna. Pembagian ruang secara kubistik membangkitkan suatu rasa, getar frekwensi jiwa akan karya rupa seorang Picaso. Garis garis spontan dan penggambaran figur dengan sudut pandang dari jiwanya menghasilkan sesuatu yang aneh bahkan nampak tidak lazim namun enak saja dipandang. Dirasakan jiwa merdekanya ada di dalamnya.

Picasso tidak hanya cerdas dalam teknis namun cerdas dalam konsep dan ekspresi. Lihat saja pada karya yang menjadi master piecenya “Guernica”. Penggambaran kedukaan kesedihan dan korban suatu peperangan dalam konsep berbeda dan sudut pandang kebaruan.

Karya Picasso menunjukan adanya suatu pengimplementasian atas berbagai model yang telah ia jalani dalam proses berkesenian. Wanita wanita di jalan Avignon pada tahun 1907 Picasso berani mengekspresikan dalan gaya yang baru. Wanita menangis, yang sarat dengan kotak kotak dan bidang bidang yang ia torehi warna warna soft maupun warna primer.

Picasso seakan membuat time line periode periode warna dalam berkarya. Ada masa biru, masa pink dsb. Karya karyapun seakan ia gambarkan secara tematik. Pikiran imajinasi dan gabungan karyanya sangat berbeda dan memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi dan meyakinkan para pengamat maupun para kolektor.

Berita Terkait:

Kecerdasan Picasso tak diragukan. Ia menantang berikan aku gedung (sebagai tempat) akan aku penuhi dengan lukisan. Picasso sangat produktif dan kreatif. Passionnya dalam melukis sangat besar dan apa saja yang ia torehkan entah garis entah warna semua membuat ada rasa bergetar dalam jiwa penikmatnya. Ia bukan sekedsr melukis namun ia menumpahkan jiwanya dalam berbagai imajinasi yang bervariasi. Sudut pandang pendekatanya menjadi inspirasi. Ia melakukan yang orang lain belum paham. Ia menemukan sesuatu yang melampaui zamannya.

Karya rupa Picasso ada jiwa yang sarat makna. Ia sadar bahwa berkarya menjadi sesuatu tumpahan jiwa yang diimajinasikan dan diwujudkan melalui garis dan warna. Mungkin saja pada saat berkarya ia taklagi memikirkan bagaimana figur menata warna dalam rupa. Semua seakan merdeka spomtan yang dengan lugas jujur ia tumpahkan.

Picasso sang maestro apa yang ia sentuh dan katakan menjadi sesuatu karya jiwa yang luar biasa. Menurut saya kata pujian bagi Picasso hanyalah semacam slilit saja. Tidak memuaskan karena tidak dapat mengungkap secara utuh. Semua penuh dengan rasa, jiwa dan makna yang hanya indra saja yang menangkapnya dengan lebih sempurna dibanding untaian kata. Kecerdasan rupa seorang Picasso telah mendunia dan terus ada menggelora dalam keabadian dunia yang fana.

Kata Rupa di Mata Saya 101021
Chryshnanda Dwilaksana

Share