Mukti Negeriku: Perjuangan Sultan Agung Dalam Goresan S Sudjojono

TRANSINDONESIA.CO | Musium Tumurun Surakarta menyelenggarakan pameran karya karya S Sudjojono yang bertemakan Mukti Negeriku! Pameran ini menunjukkan sketsa sketsa Sudjojono yang merupakan studi atas perjuangan Sultan Agung melawan VOC di Batavia.

Ada 38 Sketsa yang dipamerkan menunjukkan cara kerja S Sudjojono yang berbasis pada penelitian atau riset. Dari sketsa sketsa tersebut ditunjukkan bagaimana Sudjojono berupaya memahami sejarah perjuangan Sultan Agung.

Dari model duduk Sultan Agung sebagai Raja yang duduk pada Dampar Kencono atau singgasana. Model model oramg orang atau kerabat istana. Model pakaian tentara Belanda, tentara Mataram. Ternyata di dalam pertempuran tersebut ada pasukan Jepang maupun pasukan keturunan Tionghoa.

S Sudjojono juga mempelajari dokumen dokumen yang ada di Indonesia hingga ke Belanda selama 3 bulan. Karya lukisan perjuangan Sultan Agung berukuran 3×10 meter yang dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama posisi Sultan Agung di singgasana bersama dengan kerabat kerabat istana. Pertempuran pasukan Sultan Agung melawan pasukan VOC. Bagian ke tiga Raden Rangga berbincang bincang dengan Jan Pieter Zoon Coen.

Karya S.Sudjojono Sebanyak 38 sketsa orisinil dipamerkan di Tumurun Private Museum, Solo, Jawa Tengah, berlangsung selama 6 bulan lamanya, mulai 28 Agustus 2021 sampai 28 Februari 2022.

Master piece S Sudjojono menunjukkan antara seni imajinasi data pemikiran dan teknik melukis menjadi suatu kualitas kerja seorang maestro. Lukisan S. Sudjojono yang terkenal, “Pertempuran Antara Sultan Agung dan JP Coen”, diselesaikan selama tujuh bulan pada tahun 1973. Lukisan orisinil tersebut beradadi  museum Sejarah Jakarta. Lukisan “Pertempuran Antara Sultan Agung dan JP Coen” ini merupakan lukisan yang dipesan oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dalam rangka peresmian Museum Sejarah Jakarta tahun 1974. S Sudjojono melakukan terkait data-data historis mengenai pertempuran tersebut. Dari data dan hasil riset tersebut dituangkan Sudjojono dalam sketsa-sketsa beserta catatan catatan lengkapnya.

Hal yang patut dicatat dalam pameran ini antara pelukis dan karyanya, S. Sudjojono dan Sultan Agung memiliki karakter yang sama, yakni visioner, pemberani, dan cinta Tanah Air. Keduanya sama-sama berjuang,bagi negeri tercinta walau demgan cara yang berbeda. Sultan Agung melalui perjuangan bagi kemerdekaan negerinya, sedangkan S. Sudjojono melalui karya-karya lukisan dan tulisannya yang menjadi landasan penting bagi seni rupa modern Indonesia.*

Kongkow Senja Cerah 010921
Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment