Polisi dan Pemolisiannya Dalam Pespektif Perilaku Organisasi
TRANSINDONESIA.CO | Institusi merupakan wadah atau badan untuk mencapai tujuan. Tujuan dibangunnya kepolisian adalah agar terbangun dan terpeliharanya keteraturan sosial. Mengapa keteraturan sosial menjadi sangat penting dan mendasar? Peradaban suatu bangsa dan negara agar rakyatnya mampu bertahan hidup tumbuh dan berkembang atau meningkat kualitas hidupnya diperlukan adanya produktiftas.
Produktifitas tersebut dihasilkan dari aktifitas untuk menghasilkan produksi. Di dalam aktivitas tersebut ada ancaman, gangguan, hambatan yang dapat menghambat merusak bahkan mematikan produktifitas tersebut.
Ancaman hambatan dan gangguan aktivitas produksi masyarakat adalah karena adanya:
1. Premanisme
Premanisme tumbuh subur dalam lingkungan yang sarat dengan KKN, ketidak adilan, pendekatan personal, lemahnya penegakkan hukum
2. Berbagai bentuk kejahatan
Kejahatan konvensional, kejahatan trans national, kejahatan yang luar biasa atau extra ordinary crime, kejahatan siber, kejahatan jalanan dan kejahatan kerah putih, narkotika
3. Berbagai bentuk pelanggaran
Pelanggaran administrasi, pelanggaran HAM, pelanggaran operasional dan tata kelola. Munculnya berbagai hal yang ilegal
4. Faktor alam dan lingkungan
Alam dan lingkungan dari bencana alam hingga kerusakan alam lingkungan dari udara, air, tanah, gunung, laut, dan berbagai kawasannya
5. Faktor sumber daya manusia
Tingkat kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia sangat mendasar bagi terwujudnya keteraturan sosial.
6. Faktor politik dan kebijakan publik
Politik yang tanpa hati nurani kebijakan publiknya kontra produktif. Lebih pada kepentingan diri dan kroninya.
7. Perubahan sosial, globalisasi dan modernisasi
Perubahan begitu cepat menembus batas ruang dan waktu. Media dan sistem komunikasi transportasi saling adu kekuatan. Muncul era post truth, hoax, serangan siber, dsb.
8. Corak masyarakat dan kebudayaannya
Masyarakat yang majemuk akan mengagungkan primordial. Dari situlah legitimasi dan solidaritas dibangun dsn mudah diikuti walau kontraproduktif, tidak rasional dan sarat emosional. Tatkala primordial dijadikan alat maka kebencian akan menjadi penyulut konflik sosial bagkan perang saudara.
9. Sistem pelayanan publik
Pelayanan kepada publik di bidang : keamanan, keselamatan, hukum, administrasi, informasi dan kemanusiaan tatkala dalam birokrasi yang sarat dengan KKN maka akan kontra produktif dan terjadi palak memalak. Kekuatan dan kekuasaan untuk mendominasi sumberdaya dengan cara personal in group out group.
10. Sistem ekonomi, industri dan perdagangan.
Point 1 sd 9 semua bermuara pada point 10.
Polisi dan pemolisiannya setidaknya pada tingkat manajemen dan operasionalnya ditujukan untuk mengatasi 10 point di atas. Pola pola pemolisian dapat secara filosofis dan strategis megacu model community policing.
Secara operasionalnya dapat dikategorikann berbasis wilayah, berbasis fungsi dan berbasis dampak masalah.
Di era digital dan era pandemi covid 19 model pemolisian dapat dikembangan melalui smart policing agar ada harmoni antara : conventional policing, electronic policing dan forensic policing.
Sietem sistem mendasar pada pemolisian dapat dilihat dari :
1. Ranah Birokrasi yang dikategorikan :
a. Kepemimpinan
b. Administrasi
c. Opersional
d. Capacity
2. Ranah Masyarakat yang dapat dilihat dari :
a. Kemitraan
b. Pelayanan publik
c. Pemecahan masalah
d. Jejaring atau net working
Perilaku organisasi kepolisian dibangun agar : profesional, cerdas, bermoral dan modern. Dengan pendekatan yang impersonal berbasis kompetensi
Walau penuh : keterbatasan, tekanan dan tantangan bahkan ancaman sekalipun, tatkala suasana kerja nyaman dan jiwa tenteram serta penuh harapan maka kinerja akan terus meningkat kualitas kinerja. Menurunnya tingkat penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan. Manusia bukan robot. Dalam bekerja memberi harapan sebagai motivasi akan meningkatkan kualitas kinerja
Perubahan suatu keniscayaan. Tertinggal dari perubahan akan ditinggalkan karena dianggap sudah ketinggalan jaman. Mengimbangi perubahan akan lelah terengah engah. Mampu melampaui perubahan baru mampu mengatasi dan mengendalikan perubahan dan dampak dampaknya.
Perubahan begitu cepat. Tatkala terlambat atau tidak tepat maka cepat atau lambat pasti sekarat. Dalam membangun institusi yang profesional cerdas bermoral dan modern diperlukan adanya budaya organisasi yang dilandasi nilai nilai inti yang berbasis democratic policing yaitu :
1. Supremasi hukum
2. Jaminan dan perlindungan HAM
3. Transparansi
4. Akuntabilitas
5. Peningkatan kualitas hidup masyarakat
6. Pembatasan dan pengawasan kewenangan
Pengimplementasian poliso dan pemolisian dalam membangun dan memelihara keteraturan sosial dapat dikategorikan sbb :
1. Kepemimpinan yang transformatif
2. Sdm dengan kompetensi yang ahli kreatifitas dan visioner,
3. Dinamis dengan penuh kesadaran akan tugas dan tanggungjawabnya.
4. Didukung demgan modernisasi insfrastruktur dan sistem sistemnya
5. Tim transformasi sebagai tim back up
6. Program program unggulan yang menjadi fokus dalam operasional yang bersifat rutin, khusus, maupun kontijensi
7. Penerapan pada pilot project
8. Sistem monitoring dan evaluasi
9. Pola pola pengembangan
Melihat polisi dan pemolisiannya yang dinamis dalam perspektif perilaku organisasi dapat dikembangkan dalam berbagai alternatif gaya atau model pemolisiannya.*
Minggu pagi 260921
Chryshnanda Dwilaksana