Banjir Mamasa Terjang 127 Rumah

TRANSINDONESIA.CO | Tim gabungan bekerjasama untuk menangani banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Tim gabungan ini terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamasa, TNI-PoIri, Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Tagana, Tim Jituratnata dan masyarakat.

Banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi serta meluapnya sungai Burana pada Sabtu (4/9/2021) pukul 16.00 WITA berdampak di dua desa. Daerah yang mengalami dampak kejadian ini yakni Desa Burana dan Desa Pangandaran yang terletak di Kecamatan Tabulahan.

BPBD Kabupaten Mamasa melaporkan terdapat kerugian materil sebanyak 127 unit rumah rusak, perkebunan atau sawah masyarakat hancur dan sejumlah hewan ternak hanyut terbawa arus banjir. Selain itu, peristiwa ini juga mengakibatkan 2 unit jembatan rusak serta akses jalan ke lokasi sempat terputus akibat tertutup longsor.

Kondisi saat ini dilaporkan bahwa banjir sudah surut, para warga sudah kembali ke rumah untuk menyelamatkan harta benda yang sempat hanyut.

Adapun kendala yang dialami tim gabungan di lapangan yakni jaringan listrik yang padam sehingga jaringan telekomunikasi juga terganggu, sehingga terhambat dalam melakukan koordinasi. Selain itu, distribusi logistik penanganan darurat juga sempat terkendala akibat akses jalan yang sempat putus akibat tertutup longsor.

Hingga saat ini, tim gabungan terus berupaya melakukan penanganan darurat pasca banjir dan tanah longsor dengan mendirikan posko pengungsian di Desa Burana dan Desa Pangandaran guna mengantisipasi adanya potensi banjir susulan,” kata
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/9/2021).

Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tiga hari ke depan hingga Kamis (9/9), wilayah Kabupaten Mamasa berpotensi hujan dengan intensitas sedang. Menyikapi prakiraan cuaca dari BMKG, Prakiraan awal musim hujan pada tahun ini, wilayah Sulawesi Barat diprediksi memasukinya pada bulan September hingga November 2021. Menghadapi musim hujan, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.

Menurut kajian dari InaRISK, Kabupaten Mamasa memiliki potensi risiko banjir sedang hingga tinggi. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.[ndo]

Share