TRANSINDONESIA.CO | Usia Indonesia merdeka sudah menginjak 76 tahun. Hal itu dimulai dengan dibacakannya proklamasi oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 agustus 1945. Pernyataan tegas dengan persiapan singkat dengan mengambil momentum kekosongan kekuasaan saat itu. Pembacaan yang disambut dengan teriakan sorak gembira seluruh masyarakat Indonesia menaruh harapan besar negeri ini bisa menjadi lebih baik kedepannya.
Indonesia merdeka bukan hanya sekedar euforia. Kegigihan perjuangan panjang dan kejelian melihat momentum dibalut dalam bingkai persatuan. Semangat persatuan para pendiri perlu dijadikan sebuah contoh tauladan. Membangun visi bersama untuk kemajuan negeri yang sudah menjadi tugas dan tanggungjawab setiap warga negara.
Saat ini negeri kita sedang dilanda wabah yang sudah menggerogoti ke seluruh sendi sendi kehidupan. Mulai dari kesehatan, pendidikan hingga ekonomi. Kesejahteraan sosial juga terancam dikarenakan banyaknya pengangguran dan meningkatnya angka kemiskinan merupakan efek domino dari wabah tersebut. Tiap hari selama kurang lebih 1,5 tahun ini kita dihadapkan dengan ketidakpastian, perasaan was-was yang berlebihan hingga penyakit distrust antar sesama masyarakat dan pemerintah. Seolah-olah kondisi ini kacau tak karuan sehingga masing-masing menyelamatkan diri, slogan yang kuatlah yang bertahan terhembus kencang ke seluruh penjuru negeri.
Kondisi ketidakpastian ini semakin hari semakin membaik, sektor kesehatan sudah menemui titik terang dengan adanya program vaksinasi gratis dari pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran wabah. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau dikenal dengan PPKM juga efektif dengan tetap memperhatikan ekonomi masyarakat, sebagaimana diketahui 60% sektor perekonomian ditopang dari UMKM. Kebijakan dan program tersebut berhasil membawa Indonesia keluar dari lubang resesi dengan angka pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 7,07%. Persatuan dan kolektifitas merupakan kunci bangkit dari keterpurukan ini.
Terakhir penulis menyampaikan bahwa semangat persatuan dan kolektifitas agar senantiasa selalu terjaga, karena dengan itu akan tumbuh rasa peduli dan semangat gotong royong. Masa sekarang tak jauh beda dengan 76 tahun yang lalu saat para tokoh pemuda dan orang tua berbeda pandangan dalam meraih kemerdekaan. Dengan semangat persatuan akhirnya semua teratasi. Kini persatuan dan kolektifitas itu kunci utama dalam menggenggam asa hari-hari esok yang lebih cerah. Berikan kepercayaan kepada pemerintah dan sesama, mari peduli dan bergotong royong. Merdeka !!! Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.*
Taufik Kurniawan
Wakil Sekretaris Umum Badko HMI Sumut Periode 2018-2020