Australia Cela China Tahan Jurnalis Selama Setahun

TRANSINDONESIA.CO | Pemerintah Australia mengatakan, Jumat (13/8), bahwa mereka tetap merasa sangat prihatin dengan kesejahteraan seorang jurnalis Australia kelahiran China setahun setelah ia ditahan di China.

Menteri Luar Negeri Marise Payne memanfaatkan peringatan satu tahun penahanan Cheng Lei pada 13 Agustus untuk memberi tahu China bahwa Australia mengharapkan China mematuhi standar-standar dasar keadilan dan memberikan perlakuan manusiawi sesuai dengan norma-norma internasional.

”Pemerintah Australia tetap sangat prihatin dengan penahanan dan kesejahteraan Cheng dan secara reguler membahas masalah ini di tingkat pejabat tinggi,” kata Payne dalam sebuah pernyataan.

“Kami sangat prihatin karena telah satu tahun ditahan, tidak ada transparansi tentang alasan penahanan Cheng,” tambahnya.

Pada bulan Februari, China secara resmi menangkap jurnalis berusia 46 tahun yang bekerja untuk CGTN, saluran berbahasa Inggris dari China Central Television. Ia dicurigai memasok rahasia negara secara ilegal ke luar negeri.

Tuduhan tersebut, yang mengancam hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati, sangat tidak biasa bagi seorang karyawan outlet media yang dikontrol ketat oleh Partai Komunis China yang berkuasa. Dua anak Cheng, berusia 10 dan 12 tahun, tinggal bersama nenek mereka di kota Melbourne, Australia.

Asosiasi-asosiasi pers nasional Amerika Serikat dan Australia serta teman-teman dan rekan-rekan kerja Cheng di CGTN baru-baru ini menulis surat terbuka yang menyerukan agar ia segera dibebaskan.

“Penahanan Cheng Lei selama setahun adalah serangan terhadap jurnalisme dan HAM. Cheng adalah ibu tunggal dari dua anak. Anak-anaknya telah tinggal bersama nenek mereka di Australia tanpa mengetahui apakah mereka akan dipersatukan kembali dengan ibu mereka,” kata pernyataan US National Press Club.

“China telah mencoba untuk membuat Cheng menghilang, tetapi dunia tidak melupakan dia atau beberapa lusin wartawan lainnya yang dipenjara secara tidak adil di China,” tambah pernyataan itu.

Memburuknya hubungan bilateral yang dipicu seruan Australia agar dilangsungkan penyelidikan independen terhadap asal muasal pandemi virus corona, diduga banyak pihak menjadi penyebab penangkapan Cheng.

Sebulan sebelum Cheng ditahan, Australia memperingatkan warganya tentang risiko penahanan sewenang-wenang di China. China membantah peringatan itu sebagai disinformasi.

Sebelum dua jurnalis terakhir yang bekerja untuk media Australia di China meninggalkan negara itu pada bulan September, mereka diinterogasi oleh pihak berwenang China tentang Cheng. [ab/lt]

Sumber: Voaindonesia

Share