Sanggar Al Quran Penting Cetak Generasi Penerus Ulama

TRANSINDONESIA.CO | Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA mengingatkan  pentingnya sanggar-sanggar Al Quran di Jakarta dan juga Indonesia.  Sanggar-sanggar Al Quran itu akan bermanfaat untuk mempersiapkan generasi penerus para Ulama yang banyak wafat di era Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan secara daring pada acara peringatan  milad ke-11 Sanggar Al Quran Mardani Lima di Johar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu (31/7).

Kehadiran Sanggar Al Quran, seperti Mardani Lima di Johar Baru, kata HNW sapaan akrab Hidayat Nur Wahid,   sangat dibutuhkan.  Selain untuk mengkaji Al Quran juga mengamalkan ajarannya. Yaitu dengan menghadirkan kebaikan dan kemaslahatan di masyarakat sekitar.  Apalagi di era covid-19, di mana Sanggar Al Quran Mardani Lima juga membantu warga dengan edukasi kesehatan, memberikan bantuan logistik serta layanan ambulance gratis. Juga mencetak generasi penerus Ulama,  menghadirkan Islam yang Rahmatan lil alamin, jauh dari laku radikal, ekstrim, ekslusif dan anti sosial.

“Sanggar Al Quran ini bisa menghadirkan semangat kolaborasi peduli kebaikan dan kemaslahatan bagi Warga. Serta kondusif menciptakan generasi penerus Ulama Ahlussunnah wal jamaah  yang banyak wafat di era Covid-19,” ujarnya melalui siaran pers.

Lebih lanjut, HNW mengatakan,  menurut catatannya, ada banyak ulama yang wafat di era Covid-19. Menurut Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH. Cholil Nafis misalnya,  setidaknya ada 900-an ulama yang wafat di era Covid-19.  Sedangkan data dari RMI NU menunjukan ada 590-an ulama yang wafat.

“Jumlah Ulama yang wafat tersebut tentu sangat memprihatinkan. Satu Ulama saja yang wafat, kita tentu berduka dan umat kehilangan, tetapi di era Covid-19 ini ada ratusan yang wafat,” ujarnya.

Para  ulam yang wafat tersebut menurut HNW adalah ulama yang mengajarkan kebaikan di Indonesia. Sehingga wafatnya mereka merupakan suatu kehilangan yang besar bagi bangsa Indonesia.

“Ada yang pakar Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tafsir, dan ada juga Ulama Wanita. Mereka semuanya mengajarkan Islam ahlu sunnah wal jamaah, serta menghadirkan Islam yang rahmatan lil alamin, sesuai dengan tuntunan Al Quran dan As Sunnah dan ajaran Ulama termasuk ajaran Ulama-Ulama Pejuang Bapak-Bapak Bangsa Indonesia,” ujarnya.

Oleh karenanya, HNW berharap agar para santri yang aktif di Sanggar Al Quran ini dapat termotivasi untuk mengisi kehilangan bangsa Indonesia atas banyaknya ulama yang wafat. “Di Sanggar Al Quran ini, ada 1500 santri. Kalau 10 persen saja, yakni 100-an orang bisa menjadi ulama di kemudian hari, tentu itu bisa menjadi sumbangsih yang sangat berarti, dapat  menggantikan kehilangan kita terhadap ulama-ulama hebat yang lebih dahulu mendahului kita,” ujarnya.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap bangsa Indonesia tidak mengalami kehilangan generasi (lost generation) di kalangan ulama akibat Covid-19, sebab upaya untuk mencetak para ulama terus dilakukan oleh banyak pihak. Salah satunya oleh Sanggar Al Quran Mardani Lima ini. “Kita perlu terus mendukung usaha-usaha untuk mempersiapkan generasi Al Quran yang dapat menghapalkan, memahami dan mengamalkan Al Quran secara baik, benar dan solutif,” tukasnya.

“Generasi Al Quran yang dicetak tentunya adalah generasi yang mengamalkan Al Quran dengan benar sehingga bisa berkontribusi mencerdaskan masyarakat dan menghadirkan kesalehan sosial. Generasi yang jadi solusi mengatasi masalah masyarakat seperti narkoba, miras, kemiskinan dan kesehatan. Karenanya mereka tidak menolak vaksin sebagai ikhtiar untuk menyelamatkan kehidupan dari bahaya covid-19. Generasi Al Quran seperti ini justru memahami pentingnya nilai-nilai science dan Agama secara bersamaan dan tidak mempertentangkan antara keduanya. Ini sangat diperlukan saat ini, dan kita bersyukur karena inilah yang juga dilakukan di Sanggar Al-Qur’an Mardani Lima di Johar Baru Jakarta Pusat,” pungkasnya.[rls]

Share