Karikatur Politik dan Kiprah Seni “Ngujo Roso” Gatot Eko Cahyono

TRANSINDONESIA.CO  | Gatot Eko Cahyono (GEC) pribadi yang santun sederhana dikenal sebagai karikaturis dan pelukis juga aktif dalam berbagai kegiatan kesenian. Ide ide gagasannya fresh dan memantik untuk terus berkarya sekalipun di masa pandemi. GEC memiliki prinsip; “apapun, bertanggung jawab dan berguna untuk diri sendiri, keluarga maupun orang lain”. Selain itu GEC dalam laku keseniannya juga menunjukkan religiusitasnya dengan melibatkan Tuhan dalam segala bentuk aktivitas/kegiatan.

Dalam hidup dan kehidupan GEC tidak percaya “kebetulan” dalam hidup ini karena Tuhan sudah pasti tepat
menempatkan manusia kepada hal-hal yang tepat untuk masing-masing kemampuan/skill
setiap orang.

Dalam berkesenian GEC melakukan silaturahmi dan komunikasi yang baik. Menjalin link atau jejaring dengan banyak teman atau sahabat atau organisasi positif dalam menunjang kegiatan sebagai soft dan smart powernya. Ia juga menyatakan bahwa; “spirit keluarga ikut menyemangati untuk tetap semangat berkarya”.

GEC menerapkan dirinya sebagai pembelajar, tak jemu-jemu kepada setiap fenomena atau kejadian di sekitarnya dan setiap saat terus dinamis menyesuaikan perubahan perkembangan dan lingkungan hidup sekitar.GEC terus mengasah kepekaannya terutama pada masalah masalah politik maupun sosial yang mendasari karikatur dan kartunnya. Selain itu itu juga membangun dan menerapkan prinsip “ngujo roso”, konteks ini bisa dikaitkan dengan mengimplementasikan rasa dalam karya. Karikatur karikatur GEC satir dan jleb menyentil namun ada sisi jenakanya. Semua dikemas dalam harmoni. Spirit GEC dalam berkesenian untuk :”tetap berkarya selama hayat dikandung badan”. Ia juga tidak lupa selalu untuk instrospeksi diri, menebar kebaikan setiap saat kepada orang lain.

Berkarya seni rupa adalah salah satu bentuk visual, upaya ekspresi diri dari suara jiwa dan upaya untuk pengembangan kerja otak kanan dan kiri manusia. Selain untuk kepuasan batin, berharap karya juga bisa berguna untuk orang lain. Mempunyai skill berkarya seni, bisa untuk bertanggung jawab hidup menghidupi keluarga.

Berkespresi menyuarakan kejujuran suara jiwa, merupakan sebuah keberanian. Berkarya seni juga upaya untuk mengasah ketajaman olah pikir olah rasa dan batin kita secara visual nyata. Menjaga nyala spirit dan tetap konsisten semangat dalam setiap berkarya. Eksplorasi atas hidup dan kehidupan adalah unsur penting dalam perjalanan proses kreatif cipta karya. Kritik, dialog, dan diskusi seni, adalah bentuk sebuah keterbukaan untuk maju tumbuh dan berkembang. Menjaga semangat untuk tetap berkarya selama hayat masih dikandung badan, GEC senantiasa
belajar membaca buku dan responsif terhadap fenomena tanda-tanda zaman. Spirit itulah yang ia tanamkan dalam berkesenian agar tetap peka dalam olah rasa olah pikir dan olah jiwa.

Gatot Eko Cahyono lahir di Yogyakarta, 10 Maret 1961. Alumni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Program Studi Seni Grafis, lulus 1988, merupakan Anak pertama dari empat bersaudara, dari keluarga seorang ayah guru sekolah teknik di Yogyakarta.

Beberapa aktivitas seni yang dilakukan antara lain:

1. Aktif ikut pameran seni rupa bersama di beberapa kota, maupun pameran internal SMSR dan FSR ISI Yogyakarta.

2. Pernah menjadi mahasiswa teladan di FSR ISI Yogyakarta tahun 1986 dan menjadi asisten dosen selama setahun.

Berita Terkait:
Trans Global

Produksi Padi Sumut Naik

Pemimpin dan Kepemimpinan

3. Sering menjuarai berbagai lomba lukis dan kartun.

4.Tahun 1992 hingga sekarang pernah menjadi anggota pengurus PWI Pusat dan turut aktif menjadi juri karikatur tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro hingga sekarang.

5. Penghargaan beberapa kali untuk juara karikatur MH Thamrin dan Adinegoro.

6.Telah menulis beberapa buku karikatur: Reformasi dalam Kartun, Kumpulan Karikatur Politik
dan Jurnalisme Karikatur.

7. Pernah karya kartunnya dipamerkan ke beberapa negara ASEAN atas prakarsa Pakarti kerjasama dengan Pusat Kebudayaan Jepang.

8.Tahun 1989—2016 bekerja menjadi kartunis tetap dan pernah menjadi redaktur foto di koran sore Suara Pembaruan Jakarta.

9. Sempat menjadi guru melukis anak-anak TK penabur di Bintaro dan Tangsel.

10. Sekarang aktif berkarya seni rupa di rumah di Studio NGUJO ROSO, di Jl. Raya Kasongan, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta, dan membuat karikatur secara freelance di media sosial.

11. Dari tahun 2020 ikut bergabung aktif di komunitas seni budaya Kampoeng Semar, Borobudur, Magelang, pimpinan Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana.*

Jelang Tengah Hari 030821
Chryshnanda Dwilaksana

Share