Penyerbuan di Capitol AS Kemungkinan Jadi Sumber Penyebaran Besar-Besaran Covid-19
TRANSINDONESIA.CO – Para profesional kesehatan dan para ilmuwan lainnya khawatir serangan terhadap Capitol Hill atau gedung Kongres AS pada hari Rabu (6/1) mungkin juga merupakan peristiwa superspreader atau penyebaran besar-besaran Covid-19.
Massa yang berteriak-teriak yang menyerbu bangunan itu sebagian besar tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak sosial sewaktu memasuki ruang-ruang Kongres dan kantor beberapa legislator.
Anne Rimoin, pakar epidemiologi di University of California, Los Angeles, mengatakan kepada The New York Times bahwa, “Orang-orang berteriak-teriak dan menjerit-jerit, menyanyi, mengeluarkan segenap tenaga mereka – semua ini membuka kesempatan bagi virus untuk menyebar, dan virus ini menggunakan kesempatan tersebut.”
John Hopkins Coronavirus Resource Center pada Kamis (7/1) malam menyatakan virus itu menewaskan 4.085 orang di AS, angka rekor pada hari Kamis.
Pakar penyakit menular Anthony Fauci mengatakan kepada radio NPR dalam wawancara pada hari Kamis (6/1) bahwa ia meyakini “semuanya akan menjadi lebih buruk sewaktu memasuki bulan Januari.” Ini, lanjutnya, adalah akibat perjalanan pada musim liburan dan pertemuan umum yang biasanya terjadi pada masa tersebut.
Fauci juga mengatakan ia yakin bahwa hal itu dapat diubah “jika kita benar-benar mempercepat langkah-langkah kesehatan masyarakat dalam periode itu, kita akan dapat menghentikan percepatan itu. Namun, ini akan benar-benar membutuhkan masyarakat yang berkonsentrasi dengan sangat intensif untuk melakukan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kita bicarakan sepanjang waktu,” seperti mengenakan masker, menjaga jarak sosial dan diimunisasi dengan vaksin virus corona, lanjutnya.
Fauci mengatakan ia berharap ketika presiden terpilih Joe Biden mulai menjabat, AS akan mampu melakukan 1 juta vaksinasi per hari kepada masyarakat, sebagaimana yang disebut oleh presiden terpilih itu.
AS mencatat kasus Covid-19 terbanyak, 21,5 juta, dari 88 juta lebih kasus di seluruh dunia, atau sekitar seperempat dari kasus di seluruh dunia.
Angka-angka ini dicatat sementara hampir 6 juta orang Amerika telah mendapat imunisasi untuk melawan penyakit itu.
AS juga sejauh ini mencatat angka kematian terbanyak akibat Covid-19 daripada negara manapun, 365.208 dari hampir 2 juta orang di seluruh dunia. [uh/ab]
Sumber: Voaindonesia