Politisi Perempuan PKB Dorong Pemerintah Lebih Perhatikan Kelompok Tani

TRANSINDONESIA.CO – Reses I Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Tahun Sidang 2020-2021 (Dapil) Jabar VI (Kabupaten Bogor), Erni Sugiyanti, SAg, bertemu dengan kelompok tani dari Sahabat Tani Farm Cijeruk, di Kampung Cipanengah, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Senin (9/11/2020).

Audit dari Kelompok Tani Farm Cijeruk menyampaikan beberapa aspirasi di antaranya, pemerintah diharapkan lebih memperhatikan nasib para kelompok tani di Kabupaten Bogor khususnya untuk menunjang ketahanan pangan.

“Kelompok tani masih kekurangan modal, dimana luas lahan mereka yaitu 1 hektar baru bisa tergarap 5000 meter saja. Kemudian masalah pemasaran pun sangat  penting, sejauh ini area pemasaran mereka baru sekitar Bogor Selatan saja, hingga menjadi bagian dari masalah,” ujar Adit.

“Sisa lahan yang belum tergarap, kami harapkan bisa ditanami tanaman hijau seperti selada, ketimun, dan kangkung, karena kita masih terhambat dari permodalan, kemungkinan kita mulai pada tahun depan, karena sekarang masih memutar anggaran yang ada di lahan hari ini,” tambah Adit.

Menanggapi hal tersebut, Erni Sugiyanti mengatakan bahwa sebenarnya pemerintah telah banyak memberikan stimulan terutama lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Tapi memang ada persyaratan tertentu yang kemudian buat saya sendiri harus dipenuhi oleh teman-teman yang memang mau mengakses ke sana,” ujar Erni.

Erni menambahkan bahwa para petani pun harus mempunyai mutu produk yang bagus, kompetitif sehingga hal tersebut akan menjadi pertimbangan pihak perbankan untuk memberikan KUR pada para petani.

“Sekarang syaratnya lebih mudah, apalagi kalau nilai pinjaman KUR nya terbilang sedikit. Itu lebih mudah karena tidak harus memakai jaminan, bisa diakses dan mudah apalagi akhir-akhir ini pemerintah sedang melontarkan issue UKM,” terang Erni.

Politisi perempuan PKB ini mencontohkan, jalur pemberian stimulan ada melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) atau melalui anggaran-anggaran pemerintah daerah “Tapi kalau untuk program PEN yang sudah saya tanyakan ke BJB, sepertinya memang sudah ada kekhususan sendiri yang akan diberikan PEN, relatif ke industri atau bisnis yang skalanya besar dan menengah,” tambah Erni.

“Covid ini kan harus cepat berlalu, sedangkan yang dibawah belum tentu bisa mengikuti running dengan cepatnya. Jadi Pemdes memberikan informasi kepada yang mereka kenal saja, meskipun sama-sama UKM tetapi tidak seluruh UKM juga, kadang mereka sudah dapat kartu pra-kerja dia dapat lagi program dana stimulan itu,” pungkas Erni.[nal]

Share