Virus Corona Jangkiti Lebih dari 36 Juta Orang di Seluruh Dunia

TRANSINDONESIA.CO – Sekarang ini tercatat lebih dari 36 juta kasus virus corona di seluruh dunia.

Menurut angka-angka yang dikumpulkan program pelacak virus corona Johns Hopkins University, 36.166.574 orang di seluruh dunia telah didiagnosis dengan COVID-19, termasuk kematian lebih dari 1 juta orang karena virus corona.

AS di tempat teratas untuk kedua kategori itu dengan 7,5 juta kasus dan hampir 212 ribu kematian. India di tempat kedua dengan jumlah kasus 6,8 juta, sementara Brazil di posisi berikutnya dengan angka lebih dari 5 juta kasus pada hari Rabu.

Dalam jumlah kematian, Brazil berada di tempat kedua dengan lebih dari 140 ribu, dan India di tempat ketiga dengan lebih dari 105 ribu.

Perusahaan bioteknologi Regeneron yang berbasis di AS menyatakan telah mendaftarkan permohonan izin penggunaan darurat terapi antibodi virus corona eksperimental ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Terapi ini diberikan kepada Presiden Donald Trump setelah ia dirawat di rumah sakit pekan lalu karena terjangkit COVID-19.

Perusahaan ini menyatakan terapi itu merupakan kombinasi dua antibodi yang diyakini akan meningkatkan imunitas seseorang terhadap virus corona. Meskipun terapi ini masih dalam uji klinis berskala besar, terapi ini telah tersedia untuk “penggunaan belas kasihan” atau compassionate use, yang harus disetujui FDA berdasarkan kebutuhan per individu.

Regeneron menyatakan sekarang ini tersedia dosis yang cukup untuk sekitar 50 ribu pasien. Perusahaan itu memperkirakan akan tersedia dosis untuk 300 ribu pasien “dalam waktu beberapa bulan mendatang,” yang akan diberikan cuma-cuma kepada semua orang Amerika.

Sementara itu, Komisi Eropa Rabu (7/10) mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan farmasi raksasa yang berbasis di Amerika, Gilead, untuk membeli dosis tambahan obat antivirus COVID-19 Remdesivir untuk mengobati sekitar 3.400 pasien. Obat itu, yang telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pasien yang sakit parah atau kritis karena virus corona, juga telah diberikan kepada Presiden Donald Trump dalam perawatannya.

Olivier Veran, menteri kesehatan Perancis, hari Kamis (8/10) akan mengumumkan seperangkat restriksi baru untuk mengatasi lonjakan kasus baru COVID-19. Kantor berita Reuters melaporkan pemerintah akan menetapkan kota Lyon dan Lille dalam kewaspadaan maksimum terhadap COVID-19.

Paris dan Marseille ditetapkan demikian sebelumnya pekan ini, menyebabkan penutupan bar di ibu kota Perancis itu selama dua pekan.

Perancis melaporkan lebih dari 7.500 pasien baru yang terjangkit virus corona dalam perawatan rumah sakit pada hari Rabu, dari rekor tertinggi kasus baru harian yang mencapai 18.746. [uh/ab]

Sumber : Voaindonesia

Share