Ini Pengurus DPP PKS 2020-2025, Ketua Majelis Syura Salim Segaf dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu
TRANSINDONESIA.CO – Musyawarah I Majelis Syura PKS periode 2020 – 2025 resmi memilih kepengurusan Majelis Syuro dan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS. Ketua Majelis Syura kembali dijabat Habib Salim Segaf Aljufrie dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Kegiatan sidang musyawarah berlangsung sejak Ahad – Senin (4 – 5 Oktober 2020), dihadiri anggota majelis syura dari seluruh Provinsi.
Anggota Majelis Syura yang hadir dalam musyawarah ini adalah utusan masing masing provinsi. Mereka terpilih menjadi anggota Majelis Syura 2020 – 2025 hasil Pemilihan Raya (Pemira) dengan sistem pemilihan eletronik. Kader PKS seluruh Indonesia melaksanakan Pemira 26 Juli lalu hasilnya 66 anggota Majelis Syura mewakili 34 provinsi.
Sidang musyawarah memutuskan Mohamad Sohibul Iman, Ahmad Heryawan dan Suharna Surapranata sebagai wakil ketua Majelis Syura. Sekretaris Majelis Syura Untung Wahono, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Suswono, Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP) Surahman Hidayat.
Sedang Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Aboe Bakar Al Habsyi dan Bendahara Umum DPP Mahfudz Abdurrahman. “Di PKS ini semua tugas tidak ada yang berat karena semua dikerjakan bersama-sama. Dipikirkan, dirumuskan dan disepakati bersama. Jadi saya sebagai ketua tak terlalu terbebani dengan pekerjaan teknis,” jelas Habib Salim.
Alhamdulillah Sidang Musyawarah Majelis Syura berjalan dengan lancar. Para anggota Majelis Syura PKS telah melaksanakan kewajiban syuranya secara baik. Memilih kader-kadernya untuk penugasan menjayakan partai 5 tahun kedepan. “Yang berat itu nanti dihadapan Allah. Apakah saya amanah atau khianat dalam tugas ini,” sambung Habib Salim.
Pelaksanaan sidang menaati protokol kesehatan covid-19. Semua peserta mengikuti swab test terlebih dahulu dan dinyatakan sehat, memakai masker, menjaga jarak dan selalu menjaga kebersihan. Semoga semua anggota Majelis Syura yang hadir selalu dalam kondisi sehat.
Musyawarah Majelis Syura PKS dijadwal 2-5 Oktober di Bandung. Tanggal 2 semua peserta dilakukan test swab. Tanggal 3 Oktober peserta di karantina di kamar hotel masing – masing menunggu hasil test swab. Setelah dinyatakan test swab negatif baru mengikuti sidang majelis syura 4-5 Oktober.[rls/hah]