Tokoh Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim Ajukan Upaya Baru Menjadi PM
TRANSINDONESIA.CO – Klaim berani pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim pekan lalu bahwa ia telah menggalang mayoritas yang kokoh di parlemen untuk mendukung upaya terbarunya menjadi perdana menteri, telah menyentak pemerintah baru negara itu. Masih harus dilihat apakah negarawan berpengalaman itu dapat meraih jabatan puncak tersebut setelah kariernya yang pasang surut, atau apakah ia mengalami kegagalan lagi.
“Apa yang benar-benar dipertanyakan masyarakat sekarang ini adalah: Akankah ia menjadi pemimpin Malaysia lainnya yang tidak pernah menjadi perdana menteri, atau akankah ia dapat mencapainya?” kata Bridget Welsh, periset kehormatan di Institut Riset Asia University of Nottingham di Malaysia.
“Anwar Ibrahim punya banyak kehidupan politik. Ia tidak dapat dikesampingkan sebagai tokoh politik,” katanya.
Tetapi menurutnya, pekan-pekan terakhir ini tidak benar-benar membantu kemujuran politiknya.
Anwar, ketua Parti Keadilan Rakyat yang beroposisi, mengklaim telah menggalang dukungan dari para legislator dengan “mayoritas yang kuat dan hebat” untuk merebut kendali dari PM Muhyidin Yassin dan membentuk pemerintah baru. Ia mengemukakan hal itu dalam konferensi pers di ibu kota, Kuala Lumpur, pada 23 September.
Agar berhasil mencapai tujuan itu, ia harus meyakinkan raja Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, yang berdasarkan hukum memiliki hak untuk mengganti perdana menteri jika ia meyakini petahana telah kehilangan kendali atas parlemen yang beranggotakan 222 orang. Kedua orang itu seharusnya bertemu pada 22 September, tetapi istana membatalkannya, seraya menyatakan raja sedang sakit.
Istana kemudian menyatakan bahwa raja sedang dalam masa pemulihan akibat keracunan makanan dan cedera karena olahraga dan tidak diizinkan menerima tamu hingga setidaknya Jumat pekan ini. Atas desakan perdana menteri, raja, begitu kembali bekerja, juga dapat membubarkan parlemen, memicu diselenggarakannya pemilihan umum. [uh/ab]
Sumber : Voaindonesia