11 Kecamatan di Kabupaten Bogor Dilanda Kekeringan

TRANSINDONESIA.CO – Sebanyak 28 Desa di 11 Kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilanda kekeringan, sebagai dampak dari Hari Tanpa Hujan (HTH) selama musim kemarau tahun 2020.

Desa dan wilayah yang terdampak kekeringan di Kecamatan Jasinga
meliputi Desa Koleang, Desa Pamagersari, Desa Barengkok, Desa Situ, Desa Curug, Desa Kalong Sawah, Desa Tegal Wangi, Desa Sipak dan Desa Jugalajaya.

Di Kecamatan Klapanunggal yakni, Desa Leuwikaret dan Desa Nambo. Kecamatan Citeureup yakni Desa Hambalang, Desa Sukahati dan Desa Tajur. Kecamatan Cariu yakni Desa Tegal Panjang dan Desa Mekarwangi.
Kecamatan Cigudeg yakni Desa Cigudeg.

Selanjutnya Kecamatan Jonggol,
Desa Sukasirna, Desa Weninggalih, Desa Singga Jaya, Desa Nyangegeng, Desa Garung dan Desa Jonggol. Kecamatan Tanjungsari yakni, Desa Antajaya dan Desa Sirnasari.

Kemudian, Kecamatan Rancabungur yakni Desa Batangsari. Kecamatan Sukajaya yakni Desa Kirapandak. Kecamatan Ciampea yakni  Desa Ciampea, dan Kecamatan Nanggung yakni Desa Kalongliud.

“Menurut laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor pada Selasa (15/9/2020) pukul 14.30 WIB, bencana kekeringan itu juga berdampak pada 10.613 KK,” Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/9/2020).

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor terus melakukan kaji cepat, berkoordinasi dengan instansi terkait dan telah mendistribusikan bantuan air bersih ke beberapa titik di 9 Kecamatan dan wilayah lain secara bertahap. Hingga laporan yang diterima, total air yang sudah didistribusikan sebanyak 280.000 liter.

Sementara itu, menurut prakiraan cuaca dan musim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia masih dapat berlangsung hingga bulan Oktober, khususnya di sebagian besar Pulau Jawa.

Sedangkan musim hujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap di akhir bulan Oktober, terutama dimulai dari wilayah Indonesia Barat dan sebagian besar wilayah Indonesia.

Melihat adanya dampak dari bencana yang dipicu oleh faktor cuaca dan hasil prakiraan cuaca dari BMKG tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar pemangku kebijakan di daerah dapat lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis.

Para pemangku-kepentingan di daerah juga diharapkan dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.[syd]

Share