RINDU ITU 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18: DERET ANGKA VS DERET UKUR?

TRANSINDONESIA.CO – Oleh Al-Junayd

Alur jalan yang kutempuh dulu tidak begini, dulu jalannya licin, banyak undakan di sayap kanan kiri jalan, tapi meskipun becek di musim hujan, sepanjang jalan ini, mencatat banyak romansa 90-an

Dulu disini,
di bangku kecil tua,
tepat di bawah rimbun daun bunga bougenvile,
yang ujung kelopak bunganya selalu bercahaya,
ditimpa panas matahari yang meninggi pada pukul 11, 12, 13, 14,
tempat aku selalu menanti kedatanganmu,
bertemu memenuhi janji

Biasanya sepenanak nasi tak terlalu lama,
dari jauh,
kulihat langkahmu bergegas,
berlari kecil menyongsong,
tempatku berdiri,
sembari melontar senyum manis yang aku suka,
memperlihatkan putih rapi geligimu,
ke arahku,
dengan sesekali menggerakkan menutup buka kedua cuping bibirmu,
seolah mengucapkan sesuatu

Senyum manis yang barusan kau lontar itu,
dan gerak bibir yang seolah berucap sesuatu,
cuma aku yang tahu
Kau selalu melakukan ritual itu setiap ketemu aku
“I love you” katamu
Itu isyarat kalau kau sedang rindu aku
Yupz,
kamu memang begitu,
harareseh,
kalau sedang merindukan aku
Saksinya adalah bunga-bunga bougenvile, bangku tua dan matahari yang meninggi setiap pukul 11, 12, 13, 14

Kini 30 tahun berlalu,
haluan berubah musim berganti,
banyak pengalaman hidup yang telah dijalani
Sekarang jalanan yang sering ku lalui dulu,
tidak licin dan berundak lagi,
seperti hari ini tepat saat matahari meninggi,
pukul 11, 12, 13, 14
Tak ada bunga bougenvile,
tak ada bangku tua itu lagi,
karena kabarnya telah menjadi tumbal,
pembangunan pelebaran jalan,
proyek infrastruktur Jokowi

Sepelemparan batu dari sini,
tak ada lagi kulihat kau yang bergegas dan berlari kecil menyongsongku,
dengan senyum termanis milikmu yang takkan ku lupa,
yang selalu membisikiku rindu,
yang diucapkan lewat gerak bibirmu,
yang setiap kau rindu,
kau akan bilang bahwa kau sayang aku

Tak terasa waktu terus berlalu,
matahari tak terasa kini mulai menyurut ke ufuk pukul 15, 16, 17, 18,
membawa bersamanya pula surut rindu-rinduku tentang kamu
Dari sejak matahari meninggi dan surut antara pukul 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
waktu pun seakan jalan melambat,
seperti deret-deret angka
Sedang rinduku melampauinya seperti deret-deret ukur
Panjang lebarnya tak terukur,
akan rinduku pada dirimu,
yang kini entah dimana

Joenaidi
#ditengahteriakansahur 210519

Share