Balada Bisul Ini

Bisul

Penyakit skala beberapa tahunan
‘nyelip di bawah ketiak, pecah kemarin
Tapi semoga Indonesiaku tidak pecah
Apapun yang terjadi
Ia akan terus bertumbuh ikuti elan zaman

Perihnya bisulku
Masih tinggalkan nyeri sampai hari ini
Tapi tak senyeri luka yang ditinggalkan
Pilpres barusan

Penderitaan bisul, membuatku menyimpulkan
Problem bangsa ini banyak:
Seperti hutang yang menumpuk
Penjualan aset negara dan penguasaan asing
Penegakan hukum yang pilih kasih dan keterpecah-belahan anak bangsa
Adalah seperti puncak gunung bisul juga
Sebab yang muncul dipermukaan saja
Sementara akar persoalannya
Menghunjam dalam membentuk gunung
Persoalan yang lebih besar dari bisul diatasnya

Problem bisul saya
Seperti problem bangsa ini: korupsi
Indexnya semakin melejit ke peringkat utama
Diantara bangsa terbelakang seperti kita
Sangat merisaukan
Karena itu pemberantasan dan memeranginya
Tidak boleh dilakukan dengan cara instant
Kalau tidak ingin kumat lagi
Seperti bisul saya ini

***

Natal

Pagi-pagi anak perempuanku,
siswa SD Negeri bertanya:
“Pah kenapa orang lain yang natal, kita ikut libur?”

“Karena Christin dan Albert temanmu dan jutaan anak-anak di penjuru dunia lainnya
Sedang merayakan natal mereka
Mereka inginnya, kita merasakan kebahagiaan mereka juga”

Anak perempuanku mengangguk-angguk balam:
“O begitu ya pah!”

Sejurus kemudian
“Aneh ya, tapi kenapa aku tidak libur dan masuk sekolah hari ini ?”
Tiba-tiba dari belakang gadis kecilku yang satu lagi
Tanya dengan mata berkaca-kaca
Rupanya sekolah dia Al-Muslimah College
Tidak menjadikan natal sebagai hari liburnya

“O itu…”,
Kataku menenangkannya
“Guru kamu menganut ideologi yang sama dengan papah
Walau libur natal, masih kerja, kerja, kerja”
“Gak ada yg aneh kan?”

Kedua gadisku mengangguk setuju
Dan kami berpelukan

***

Junaidi, lahir 19 Februari 1968, seorang dosen dan praktisi hukum yang menyukai puisi. Mengetahui bahwa antara hukum dan puisi bertali, terhubung dalam sebuah diksi. Email – junaidi_law@yahoo.com

#26juliharipuisiindonesia