Istiqomah pun Karomah

TRANSINDONESIA.CO – Kita pasti pernah bertemu dengan orang yang rajin beribadah, baik ibadah wajib ataupun sunnah. Shalat berjamaah dan tahajud tidak pernah terlewat. Puasa dan sedekahnya rajin. Dia adalah ahli ibadah. Suatu waktu, orang tersebut kehilangan motor. Dia pun tampak panik dan sedih luar biasa sehingga terlihat seperti orang yang belum merasa “ditatap” oleh Ta’ala. Berbeda dengan seorang yang lainnya, dia ibadah tidak sebagus ahli ibadah tadi, tetapi dia tenang-tenang saja walaupun motor hilang.

Terhadap kedua orang ini, kita biasanya akan langsung membandingkan dan tanpa sadar kita pun meremehkan orang yang ahli ibadah. Padahal, kita tida boleh berbuat demikian. Kita tidak begitu saja meremehkan sang ahli ibadah hanya karena sedikit “keburukan” yang tampak darinya.

Imam Ibnu Atha’illah berkata “Jika engkau melihat seorang yang ditetapkan oleh Allah menjaga wiridnya, dan sampai lama tidak juga menerima karunia keistimewaan dari Allah, maka jangan engkau remehkan pemberian Allah kepadanya, maka jangan engkau remeh kan pemberian Allah kepadanya, karena belum terlihat padanya tanda orang arif atau keindahan orang cinta kepada Allah. Sebab sekiranya tidak ada karunia dari Allah, maka tidak mungkin adanya wirid.” (Al-Hikam).

Istiqomah dalam beribadah itu termasuk karunia Allah Ta’ala yang sangat mahal. Tidak semua ahli ibadah (‘abidin) memiliki tingkat keyakinan haqul yaqin kepada Allah. Boleh jadi orang yang ibadahnya tidak pernah lepas, tetapi kemuliaan akhlaknya belum secemerlang orang yang sudah benar-benar yakin kepada Allah. Mengapa? Karena ma’rifat itu adalah hal Allah Ta’ala.

Lalu, bagaimana dengan yang seorang lagi, yang tetap tenang ketika kehilangan motor? Mungkin saja , motor yang diambil pencuri tadi sebetulnya juga motor curian. Dia sengaja diam supaya tidak ketahuan. Tentu bukan begitu maksudnya. Yang jelas, ketenangan orang itu adalah gambaran seorang ‘arifin. Orang yang sudah ma’rifat kepada Allah Ta’ala.

Ahli ibadah ada yang masih mudah goyah, tetapi seorang ‘arifin memiliki keyakinan yang sangat kuat kepada Allah walau amal ibadahnya belum banyak. Keyakinannya bisa kuat bukan melalui ibadahnya yang baru sedikit. Tapi biasanya lewat cobaan yang bertubi-tubi, besar, dalam, pahit dan getir. Ujian demi ujian itu yang akan mengikis mata hatinya menjadi lebih cemerlang, Mata hatinya seakan telah ‘melihat’ Allah.

Jadi, jangan meremehkan orang yang istiqomah dalam beribadah walaupun belum menampakkan karomah. Sesungguhnya, menjadi ahli ibadah itu sendiri merupakan karunia yang amat besar dan istiqomah pun sebetulnya adalah sebentuk karomah.**

KH. Abdullah Gymnastiar

Share