Ledakan Ranjau di Kabul dan Kandahar, Afghanistan, 19 Tewas

TRANSINDONESIA.CO – ­Sembilan belas warga sipil Afghanistan tewas dalam beberapa ledakan ranjau di Kabul dan Kandahar hari Minggu (9/8). Dua ledakan terjadi di distrik Arghistan, provinsi Kandahar, di bagian selatan Afghanistan.

Dalam insiden pertama, sebuah mobil pikap yang membawa warga sipil menghantam ranjau di tepi jalan di dekat desa Shana Nari, menewaskan sembilan orang dan mencederai dua lainnya pada Minggu siang, kata juru bicara kepolisian provinsi Kandahar, Jamal Barakzai.

Insiden kedua terjadi di dekat desa Tajaw, ketika sebuah mobil van menabrak ranjau, menewaskan delapan orang pada Minggu malam.

Sementara itu di Kabul, dua warga sipil, termasuk seorang perempuan, tewas sewaktu personel militer berusaha menjinakkan ranjau pinggir jalan.

Korban warga sipil jatuh pada hari ketika Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan ia akan membebaskan 400 tahanan Taliban yang tersisa – suatu langkah yang menyingkirkan hambatan terakhir untuk memulai perundingan langsung dengan kelompok militan itu.

Mengurangi korban warga sipil dan mengupayakan gencatan senjata diperkirakan akan menjadi prioritas tertinggi tim Afghanistan, sewaktu bertemu Taliban di Doha dalam beberapa hari mendatang. Tim Afghanistan terdiri dari wakil-wakil pemerintah, faksi-faksi politik lainnya dan para aktivis masyarakat madani. Kedua pihak akan merundingkan penyelesaian politik yang mengakhiri konflik empat dekade di Afghanistan.

“Dalam beberapa hari mendatang, kami mengharapkan penuntasan pembebasan tahanan, kemudian perjalanan tim Republik Islam ke Doha, dan dari sana segera dimulainya perundingan intra-Afghanistan,” cuit

Zalmay Khalilzad, Utusan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan, Senin pagi.Khalilzad, yang memimpin tim perunding AS dengan Taliban, telah mengusulkan dimulainya perundingan intra-Afghanistan dalam waktu dekat. Namun, beberapa bagian dalam kesepakatan AS dengan Taliban, khususnya pembebasan hingga 5.000 tahanan Taliban sebagai prasyarat bagi dimulainya perundingan langsung dengan pemerintah Afghanistan, membuat jengkel Ghani, yang merasa direnggut pengaruhnya. [uh/ab]

Sumber : Voaindonesia

Share